Suaranusantara.com- Langkah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memberlakukan tarif impor resiprokal sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia memunculkan reaksi dari parlemen. Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin, menilai pemerintah perlu meningkatkan intensitas diplomasi perdagangan dengan AS sebagai respons atas kebijakan tersebut.
Menurutnya, Amerika Serikat merupakan salah satu mitra dagang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, porsi ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam mencapai sekitar 11 persen. Oleh karena itu, tarif balasan yang diterapkan Trump dinilai akan memberikan pengaruh terhadap performa ekspor nasional.
Puteri menegaskan bahwa negosiasi dagang harus terus diupayakan guna mempertahankan daya saing produk Indonesia di pasar Amerika. Ia berharap pemerintah tidak tinggal diam dalam menghadapi dinamika perdagangan global yang semakin kompetitif.
“Karenanya, pemerintah harus terus mengupayakan negosiasi guna menjaga daya saing ekspor Indonesia,” ujar Politisi Fraksi Partai Golkar ini dikutip dari Parlementaria
Puteri juga menegaskan bahwa pemerintah perlu memperketat dalam mengawasi lalu lintas perdagangan guna mengantisipasi risiko masuknya peredaran barang dari negara lain yang tidak terserap di pasar AS.
“Jangan sampai produk ilegal tersebut membanjiri pasar kita. Karena tentu akan mengancam keberlangsungan produk industri dan UMKM lokal,” tegasnya.
Oleh karena itu, Puteri berharap pemerintah dapat secara hati-hati dan cermat dalam menyikapi dan merespons kebijakan ini. Puteri mendesak, pemerintah juga segera mengkaji secara teknis dan mendalam dengan melibatkan seluruh stakeholder.
“Dengan begitu, pemerintah beserta otoritas terkait dapat segera merumuskan kebijakan yang tepat dalam memitigasi dampak kebijakan tarif resiprokal ini terhadap stabilitas perekonomian, pasar keuangan, dan nilai tukar Rupiah,” pungkasnya.
Discussion about this post