Suaranusantara.com- Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), turut hadir melayat ke rumah duka mendiang maestro seni Indonesia, Titiek Puspa, di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat pagi. Dalam kesempatan itu, SBY mengungkapkan kenangan emosional mengenai pertemuan terakhirnya bersama sang legenda seni yang telah berpulang di usia 87 tahun.
Menurut SBY, pertemuan tersebut terjadi sekitar tiga bulan lalu, saat keduanya terlibat dalam proyek bersama 35 artis lainnya yang tengah mempersiapkan lagu bertema lingkungan untuk menyuarakan pesan moral dan kepedulian terhadap masa depan bumi.
“Sekitar 3 bulan yang lalu sebenarnya saya bertemu beliau, kami 35 artis penyanyi Indonesia sekarang ini, sedang mempersiapkan membuat video yang menyampaikan pesan kepada dunia agar kita menyelamatkan bumi. Ada 35 orang artis dan beliau adalah artis yang paling senior, karena usianya sudah 87 tahun. ungkap SBY.
Ia mengenang, dalam proses rekaman tersebut, Titiek Puspa menjadi artis paling senior namun tetap penuh semangat dan menunjukkan kebahagiaan karena masih dilibatkan dalam karya kolektif tersebut.
“Beliau juga happy, dan sayang sekali, dan ini merupakan takdir Allah, beliau dipanggil. Tetapi saya yakini bahwa Allah akan menerima kembalinya,” ujar SBY penuh haru.
Dalam proyek itu, lanjut SBY, almarhumah menyanyikan bagian penting dari lagu yang menyampaikan pesan spiritual dan harapan agar umat manusia bersatu menyelamatkan bumi.
“Saya ingat lagu-lagu yang kami sedang persiapkan, dan Almarhumah membawakan atau menyanyikan satu kalimat yang indah, yang bunyinya adalah, Raise your hand up and pray to the one that we pray,” kata SBY.
Baginya, kenangan itu menjadi momen terakhir yang sangat berarti sebelum sang legenda dipanggil Sang Pencipta. Ia menegaskan bahwa Indonesia telah kehilangan sosok pahlawan kebudayaan yang selama hidupnya tidak pernah berhenti berkarya demi negeri tercinta.
“Beliau sepertinya tidak pernah lelah untuk mengaktifkan diri beliau untuk Indonesia tercinta, sekali lagi, melalui seni dan kebudayaan,” tuturnya.
Discussion about this post