Suaranusantara.com- Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri berkelakar bahwa ada sosok Presiden yang merindukan nasi goreng buatannya.
Hal itu disampaikan oleh Megawati saat berpidato di acara Penganugerahan Trisakti Tourism Award (Desa Wisata) 2025 yang digelar di Puri Agung Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, pada Kamis malam 8 Mei 2025.
Megawati mulanya berkelar bahwa biar jelek begini kalo mendaftar jadi chef sudah pasdti diterima. Sebab, dia mahir dalam memasak.
“Saya jelek-jelek begini, kalau saya daftar sebagai chef, pasti diterima. Betul, loh. Itu nggak bohong, loh. Di mana saja, masa hoaks,” ujar Megawati dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat 9 Mei 2025.
Kata Megawati, saking masakannya enak dirinya mengatakan bahwa ada sosok yang merindukan masakannya.
“Yang masih nanyain terus, tahu nggak siapa? Rahasia, ya. Siapa?” ucap Megawati.
Kata Megawati yang merindukan masakannya adalah Presiden. Tetapi, ia tak merinci siapa Presiden yang dimaksud.
“Presiden bolak-balik nanya kapan aku dibikinin nasi goreng, Mbak, ya? Yo, Presiden siapa, ya? Hehe. Itu senang banget, loh,” sambung dia.
Apakah presiden yang dimaksud itu Prabowo Subianto?
Diketahui, pada enam tahun lalu, tepatnya tahun 2019, nasi goreng juga menjadi menu utama saat Megawati menjamu Prabowo di rumahnya.
Kala itu, Mega menuturkan bahwa nasi goreng menjadi cara untuk meluluhkan hati laki-laki,
“Kalau seorang perempuan pemimpin dan politisi, rupanya ada bagian yang sangat mudah meluluhkan hati laki-laki, nah itu namanya politik nasi goreng yang ternyata ampuh,” kata Megawati kala itu. Dikutip dari Antara.
Dalam pertemuan itu, Megawati menyuguhkan nasi goreng buatannya sendiri. Prabowo mengakui nasi goreng Megawati sangat enak, hingga dirinya menambah.
“Katanya nasi goreng yang saya buat itu enak sekali, dan telah dibuktikan beliau semua yang hadir bilang ‘ya emang enak ya bu sering-sering diundang untuk bisa makan nasi goreng’,” ungkap Megawati.
Terkait pertemuan itu, Megawati mengaku mengatakan kepada Prabowo bahwa perbedaan pendapat adalah sebuah hal yang biasa, sehingga perbedaan itu tidak perlu diteruskan.
“Mari kira rukun kembali, persahabatan kita mendapat ujung yaitu untuk kepentingan bangsa dan negara,” pungkas Megawati.
Discussion about this post