
Nias Selatan – SuaraNusantara.com
Puluhan tahun PT. Gunung Raya Utama Timber Industri (PT. Gruti) merasa aman-aman saja melakukan penebangan kayu di Kepulauan Batu, Kabupaten Nias Selatan. Walau diprotes warga, perusahaan pengolahan kayu milik Adelin Lis tersebut terus beroperasi.
Karena merasa aman-aman saja, Direksi PT. Gruti pun menunjukkan sikap arogansinya terhadap warga Desa Labun Hiu Kecamatan Pulau-pulau Batu Timur khususnya petani kayu lagan.
Selama beroperasi di daerah Kepulauan Batu, Kecamatan Hibala, Tanah Masa dan Kecamatan Pulau-pulau Batu Timur, yang dirasakan masyarakat setempat, hanyalah berupa ancaman, baik dari pihak manajemen perusahaan tersebut. Tidak hanya itu, imbas dari kegiatan perusahaan itu, adalah kondisi hutan gundul.Selain hutan gundul dikhawatirkan akan menimbulkan bencana longsor akibat dari kegiatan perambahan hutan yang dilakukan PT. Gruti.
Bahkan sejumlah warga terpaksa hilang mata pencaharian, karena sejumlah pohon kayu lagan yang sudah puluhan tahun diurus sebagai ladang cari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga, ditumbang PT. Gruti tanpa pemberitahuan.
Seperti dialami Aris Zai, warga Desa Labuan Hiu Kecamatan Labuan hiu, sudah puluhan tahun bekerja sebagai petani kayu lagan dan mencukupi kebutuhan keluarganya dari hasil kayu lagan, kini terus ditebang perusahaan raksasa PT. Gruti yang sedang beroperasi di Pulau-pulau batu Timur Kabupaten Nias Selatan.
“Saat ini sudah tidak tau mau kemana lagi kerja untuk mencukupi nafkah keluarga, karena pohon lagan yang selama ini menjadi sumber cari makan keluarga sudah habis ditumbangI PT. Gruti tanpa pemberitahuan,” terang Aris Zai, kepada SuaraNusantara.com, via seluler, Selasa (29/3).
DijelaskanNya,kondisi tersebut sudah disampaikan kepada pihak perusahaan, tapi hingga saat ini belum ada tanggapan dan pohon lagan miliknya terus ditumbangi.
“Setiap kami minta ganti rugi, yang dihadapkan sama kami adalah aparat polisi yang sudah stand by di lokasi perusahaan, sehingga ganti rugi yang diberikan pun sesuka hati mereka,” tutur Aris Zai.
Manager PT. Gruti Toni, tak pernah menghiraukan keluhan masyarakat, terkesan sikap perusahaan PT. Gruti seperti penjajah di pulau itu. Selama kehadiran mereka di Pulau-pulau Batu Kabupaten Nias Selatan, tak ada keuntungan yang diberikan terhadap masyarakat setempat.
Menanggapi keluhan Masyarakat petani lagan di Kepulauan Batu, akibat ulah PT. Gruti, Ketua Forum Petani Lagan, Amosi bawaulu, minta supaya pohon lagan masyarakat yang sudah ditumbang PT. Gruti, diberi ganti rugi yang pantas.
“Selain itu, kami petani lagan di Pulau-pulau Batu Timur meminta kepada pemerintah baru supaya PT. Gruti diusir dari Pulau-pulau Batu Timur karena tidak ada untungnya bagi masyarakata setempat,” pinta Amosi. (EZ)