SuaraNusantara.com – Puasa Ramadan adalah kewajiban bagi umat Muslim yang telah baligh dan sehat secara fisik dan mental. Puasa Ramadan dilaksanakan pada bulan Ramadan, bulan kesembilan dalam kalender Hijriah.
Selama bulan ini, umat Muslim di seluruh dunia menahan diri dari makan, minum, dan melakukan hubungan suami-istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Puasa Ramadan memiliki makna spiritual yang mendalam, yaitu sebagai bentuk pengendalian diri, memperkuat ikatan dengan Tuhan, dan meningkatkan kesadaran sosial.
Selain itu, puasa Ramadan juga merupakan momen untuk meningkatkan ibadah dan kebaikan, seperti membaca Al-Quran, bersedekah, dan berbuat baik pada sesama.
Selain itu banyak tradisi yang biasanya dijalankan umat muslim Indonesia.
Salah satunya tradisi munggahan, apa itu tradisi munggahan?
Yuk mari kita mengenal tradisi Munggahan saat puasa dibulan suci Ramadhan.
Munggahan adalah tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat Jawa saat bulan Ramadan.
Tradisi ini dilakukan dengan mengadakan jamuan atau pesta makan bersama dengan para tetangga, kerabat, atau saudara di malam-malam tertentu selama bulan Ramadan.
Munggahan biasanya dilakukan setelah salat tarawih, yaitu salat malam yang khusus dilakukan selama bulan Ramadan.
Makanan yang disajikan dalam tradisi ini biasanya berupa makanan tradisional Jawa seperti nasi liwet, sate, opor ayam, tempe goreng, dan lain sebagainya.
Munggahan memiliki makna sosial yang dalam, selain sebagai momen silaturahmi antarwarga, juga menjadi ajang saling berbagi dan membantu bagi mereka yang kurang mampu.
Dalam tradisi ini, juga terdapat nilai-nilai kebersamaan, gotong-royong, dan kekeluargaan yang menjadi bagian dari budaya Jawa. (Alief)
Discussion about this post