Suaranusantara.com – Bulan Ramadhan merupakan bulan yang suci bagi umat muslim diseluruh dunia. Sepanjang bulan Ramadhan, umat muslim menjalankan ibadah puasa sejak menjelang terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari.
Menjalani ibadah puasa secara maksimal adalah target dari setiap muslim. Tetapi, puasa bukanlah persoalan menahan lapar dan haus saja. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan pahala puasa berkurang.
Imam Besar Masjid Istiqlal, prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A mengatakan dalam webinar Ramadhan 2023 bertajuk “Pesan Utama Adanya Ramadhan bagi Umatnya” (28/3/2023) bahwa umat Islam dihimbau tidak tertawa terbahak-bahak khususnya selama menjalani ibadah puasa dibulan Ramadhan.
“Puasakan juga mulut kita untuk tidak bicara hal negatif orang lain, berbohong dan tertawa terbahak-bahak karena itu semua mengurangi pahala bahkan menggerogoti pahala puasa,” katanya.
Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A juga menceritakan bahwa suatu ketika Nabi Muhammad SAW pernah memberikan teguran kepada orang-orang dalam sebuah kelompok yang tertawa terbahak-bahak. Kisah itu diungkapkan oleh Imam Abu Laits As-Samarqndi dalam Kitab Tanbihul Ghafilin.
Saat itu Nabi Muhammad SAW berkata, “Ingatlah demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya, andaikan kamu mengetahui sebagaimana yang aku ketahui niscaya kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”
Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A menuturkan bahwa menurut hadist Nabi, orang yang senang tertawa lebar itu bisa dicabut berkah wajahnya oleh Allah SWT. Gelak tawa dapat membuat pahala kita berkurang.
“Saya mengingatkan kepada kita semua, hati-hati,” ujarnya.
Sehingga, lanjutnya, dianjurkan agar kaum muslim menghindari pertemuan-pertemuan yang mengundang gelak tawa terutama pada waktu malam.
Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A menilai bahwa daripada tertawa terbahak-bahak, lebih baik seorang muslim mengisi malamnya dengan air mata taubat atas dosa-dosa yang pernah dilakukan. Ia juga menambahkan bahwa air mata taubat merupakan satu dari 3 air mata yang mustahil disentuh api neraka selain air mata kerinduan kepada Allah SWT dan air mata protes kebatilan.
“Dimalam hari itu, kita mestinya mengoreksi diri, betapa banyak dosa yang dilakukan, betapa sedikit amal yang dikumpulkan pada perjalanan menuju akhirat,’ jelasnya. (ADT)
Discussion about this post