SuaraNusantara.com – Sosok Jokowi dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) telah menarik perhatian dunia, khususnya dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh majalah asing TIME.
Dalam artikel berjudul “Indonesia’s President Joko Widodo Once Symbolized Democratic Hope-His Plan for a New Capital Represents a Darker Legacy,” TIME awalnya mencermati optimisme saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpilih sebagai presiden pada tahun 2014. Namun, sejumlah kritikan kini muncul, terutama terkait dengan rencana ibu kota baru.
“Dalam dekade kepemimpinan Jokowi, tampaknya ia akan lebih dikenang karena membawa era kemunduran demokrasi,” demikian tulis TIME, yang juga dikutip dalam akun media sosial Instagramnya @TIME, pada Minggu, 05 November 2023.
Baca Juga:Â Presiden Jokowi Peringatkan Ancaman Perubahan Iklim dan Komitmen Indonesia untuk Transisi Energi
“Inisiatif puncaknya, yang merupakan proyek monumen besar dalam sejarahnya – pembangunan ibu kota baru yang dikenal sebagai Nusantara, yang akan menggantikan Jakarta pada tahun depan – tampaknya mencerminkan kemunduran tersebut,” lanjut artikel tersebut.
Dalam artikel yang lebih rinci, TIME menjelaskan bagaimana proyek pemindahan ibu kota Indonesia dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan telah menimbulkan skeptisisme dan kritik yang meluas. Mulai dari konsultasi publik yang dianggap tidak memadai, konflik lahan dengan masyarakat adat, hingga kekhawatiran akan investasi dari China yang dianggap oleh kritikus sebagai potensi pengaruh “Beijing Baru” di Nusantara.
TIME awalnya mencatat kekhawatiran terkait dengan Jakarta yang semakin tak layak huni, mencakup masalah kemacetan, polusi, pencemaran, dan ancaman tenggelam pada tahun 2050.
“Namun yang lebih berbahaya adalah sifat tidak demokratis dari ibu kota baru yang terletak jauh dari Jakarta dan akan beroperasi tanpa pemimpin daerah terpilih,” demikian ditambahkan.
Baca Juga:Â Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana Meminta MKMK Anulir Putusan Syarat Batas Usia Capres-Cawapres
Dalam artikel ini, TIME juga mengutip beberapa narasumber, termasuk Ian Wilson, seorang dosen senior yang memiliki spesialisasi dalam politik Indonesia di Universitas Murdoch Australia. Ian Wilson menyampaikan, “Ini benar-benar mencerminkan upaya untuk mengatasi kegagalan pemerintah Jakarta dalam mengelola masalahnya.”
“Masalah Jakarta akan tetap ada, terlepas dari eksistensi Nusantara,” tambahnya. “Menurut saya, tidak jujur jika mengatakan bahwa Nusantara akan membantu menyelesaikan masalah Jakarta. Hal ini hanya akan menjadi solusi sejauh para politisi tidak lagi merasa berkewajiban untuk mengatasi masalah tersebut atau bahkan berkomunikasi dengan warga.” (Alief)
Discussion about this post