Suaranusantara.com – Hari Kartini, yang diperingati setiap tanggal 21 April, menjadi momentum untuk mengenang jasa Raden Adjeng Kartini, seorang pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia.
Salah satu karya monumental yang tak terlepas dari perjuangan Kartini adalah “Habis Gelap Terbitlah Terang”, sebuah kumpulan surat-surat yang menjadi saksi bisu dari semangatnya.
Setelah Kartini meninggal, Jacques Abendanon, seorang pejabat Hindia Belanda, mengumpulkan dan menerbitkan surat-surat Kartini dalam buku yang diberi judul “Door Duisternis tot Licht”, yang berarti “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”. Buku ini berisi curahan hati Kartini kepada teman-temannya di Eropa, yang juga menjadi jendela bagi dunia luar tentang perjuangannya.
Namun, tidak hanya itu, karya Kartini ini juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Joost Coté dalam buku “Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904”.
Coté tidak hanya menerjemahkan surat-surat yang terdapat dalam buku Abendanon, tetapi juga menambahkan surat-surat lain yang tidak termasuk dalam buku tersebut. Menurut Coté, semua perjuangan dan hambatan yang dihadapi oleh Kartini harus diungkapkan secara utuh.
Isi surat-surat Kartini sebagian besar berisi keluhan dan aspirasi terhadap budaya di Jawa yang dianggapnya sebagai penghambat kemajuan perempuan.
Kartini bercita-cita agar wanita memiliki kebebasan untuk menuntut ilmu dan berkembang. Meski memiliki ayah yang maju karena telah memberikan pendidikan kepada anak-anak perempuannya, Kartini masih harus berjuang melawan konvensi yang membatasi perempuan.
Tidak hanya memengaruhi masyarakat Hindia Belanda, pemikiran-pemikiran Kartini dalam surat-suratnya juga memberi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia.
Lagu “Ibu Kita Kartini” yang diciptakan oleh W.R. Supratman menjadi bukti nyata bagaimana Kartini mampu menginspirasi generasi selanjutnya.
Karya Kartini, “Habis Gelap Terbitlah Terang”, bukan hanya sekadar kumpulan surat-surat biasa. Ia merupakan cahaya yang menerangi perjalanan panjang perjuangan perempuan di Indonesia, dan tetap relevan hingga saat ini sebagai sumber inspirasi dan semangat bagi setiap individu yang memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.
Discussion about this post