SuaraNusantara.com- PDI Perjuangan kini benar-benar sudah enggan mengajak Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam sebuah acara penting salah satunya Rakernas ke-5 yang akan digelar pada 24-26 Mei 2024 mendatang di Ancol, Jakarta Utara.
Itu artinya Jokowi dipastikan absen di Rakernas ke-5 dan perihal itu PDI Perjuangan menyebut nantinya acara itu tak ada refleksi khusus soal ketidakhadiran presiden.
“Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat jumpa pers di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 22 Mei 2024.
Kata Hasto kekuatan PDI Perjuangan didasarkan seluruh anggota, mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai.
Kekuatan dari seluruh anggota menyatu dengan akar rumput.
“Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,” tuturnya.
Terkait Rakernas ke-5, Hasto menyampaikan bahwa nanti akan evaluasi secara kritis mengingat sebelumnya sudah menggelarfokus group discussion (FGD) dengan mengundang para pakar.
“Tapi Rakernas juga akan melakukan evaluasi secara kritis terhadap apa yang terjadi maka kami sudah mengadakan berbagai focus group discussion dengan mengundang para pakar,” ujar Hasto.
Group discussion sendiri diadakan guna mendengar masukan-masukan dari para pakar.
“Kami mendengarkan masukan-masukan dari pakar-pakar hukum, para ahli tatanegara, para tokoh-tokoh demokrasi, para budayawan. Semua sudah kami dengarkan masukannya. Termasuk mereka-mereka yang selama ini bergerak di lembaga survei,” ucapnya.
Lalu kata Hasto, di Rakernas ke-5 PDI Perjuangan turut mengundang orang-orang yang memiliki semangat menegakkan demokrasi.
Dia menyebut PDI Perjuangan berpijak pada sejarah partai yang kuat.
“Tentu yang diundang adalah mereka-mereka yang memiliki spirit di dalam menegakkan demokrasi hukum, menegakkan negara hukum, menegakkan demokrasi yang berkedaulatan rakyat. Jadi PDI Perjuangan ini pijakannya pada sejarah sangat kuat karena Bu Mega dan PDI Perjuangan adalah partai yang tidak hanya menjadi victim atas pemerintahan yang sangat otoriter saat itu, tetapi juga memiliki legacy di dalam memperjuangkan demokrasi yang berkejauhan dengan rakyat. Itulah yang akan diundang oleh PDI Perjuangan di dalam rapat kerja nasional yang kelima,” imbuhnya.
Discussion about this post