Suaranusantara.com- Kejutan besar datang dari ajang Piala FA! Liverpool, tim yang sedang memuncaki klasemen Premier League, harus menelan pil pahit saat bertandang ke markas Plymouth Argyle.
Meski diunggulkan, The Reds justru gagal menunjukkan performa terbaik mereka dan harus pulang dengan tangan hampa.
Meski diunggulkan karena saat ini memimpin klasemen Premier League, Liverpool tak mampu membongkar pertahanan rapat Plymouth. Laga yang berlangsung sengit ini akhirnya ditentukan oleh gol tunggal Ryan Hardie melalui titik penalti pada menit ke-53.
Gol tersebut cukup untuk memastikan kemenangan Plymouth dan menghentikan langkah Liverpool di babak keempat atau 32 besar.
Hasil ini tentu menjadi pukulan telak bagi The Reds. Terlebih lagi, lawan yang mereka hadapi berada di papan bawah klasemen Championship dengan hanya dua kemenangan sejak November lalu.
Namun, jika melihat rekam jejak mereka di Piala FA dalam beberapa tahun terakhir, hasil ini mungkin bukanlah kejutan besar. Sejak musim 2015/2016, Liverpool memang kerap gagal melangkah jauh di ajang ini, dengan hanya dua kali mencapai babak perempat final atau lebih.
Salah satu pencapaian terbaik mereka dalam periode tersebut adalah pada musim 2021/2022, ketika berhasil menjuarai Piala FA setelah mengalahkan Chelsea di partai final. Selain itu, musim lalu mereka mampu melaju hingga perempat final sebelum dihentikan oleh Manchester United. Di luar itu, Liverpool lebih sering tersingkir di babak ketiga, keempat, atau kelima.
Dengan hasil ini, Liverpool pun gagal menambah koleksi trofi Piala FA mereka yang kini masih berjumlah delapan. Jumlah tersebut masih tertinggal dari Arsenal yang mengoleksi 14 gelar dan Manchester United dengan 13 gelar. Kekalahan dari Plymouth tentu menjadi pelajaran bagi Liverpool, yang kini harus mengalihkan fokus mereka ke kompetisi lain, termasuk upaya mempertahankan posisi mereka di puncak Premier League.
Discussion about this post