Suaranusantara.com – Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Sumsel, Erwedi Supriyatno mengatakan kondisi Lapas Narkotika Muara Beliti sebelum insiden kericuhan, Kamis (8/5/2025) pagi, cukup memprihatinkan.
Pasalnya, kata dia, jumlah warga binaan di lapas melebihi kapasitas.
Dengan kapasitas hunian hanya 324 orang, lapas ini dihuni oleh 1.083 narapidana. Hal ini tiga kali lipat dari daya tampung normal.
Overkapasitas ini disebut sebagai salah satu faktor yang memperparah situasi dan menyulitkan pengendalian saat kerusuhan terjadi.
“Jumlah warga binaan yang jauh melebihi kapasitas jelas menjadi tantangan besar dalam menjaga stabilitas,” kata Erwedi, Kamis (8/5/2025)
Diketahui, Kerusuhan terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, Kamis (8/5/2025), sekitar pukul 09.30 WIB.
Kerusuhan yang dikabarkan membuat sejumlah narapidana menguasai seluruh ruangan dalam lapas tersebut bermula terjadi karena adanya razia handphone (HP) yang digelar petugas.
“Aksi kerusuhan berawal dari semalam di Blok Bangau. Kami razia dan menemukan 54 HP di kamar mereka,” kata Kalapas Narkotika Kelas II A Muara Beliti, Ronald Heru Praptama.
Dia menjelaskan, setelah apel pagi sekitar pukul 08.00 WIB, pihaknya mengidentifikasi ada beberapa tahanan masih memiliki HP sehingga kembali dilakukan razia kembali di Blok Bangau dan di Blok Angsa.
Namun, kata Ronald, terjadi kericuhan sehingga razia pun dihentikan.
“Lalu di blok sebelah (Bangau) terjadi kericuhan sehingga kami pun menghentikan aktivitas razia mengecek blok yang ricuh,” katanya.
Discussion about this post