SuaraNusantara.com-Lembaga Survei Politik Poltracking Indonesia baru-baru ini menyelenggarakan survei elektabilitas calon presiden (capres), calon wakil presiden (cawapres), dan partai politik di Provinsi Jawa Barat, yang memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) terpadat di Indonesia.
Survei yang dilakukan pada tanggal 25 September hingga 1 Oktober 2023 dengan melibatkan 1.000 responden menghasilkan margin of error sekitar +/- 3.1% pada tingkat kepercayaan 95%.
Berikut temuan utama dari survei ini:
1. Elektabilitas Calon Presiden di Jawa Barat:
– Prabowo Subianto memimpin dengan elektabilitas 44.2%.
– Anies Baswedan mendapatkan elektabilitas 25.0%.
– Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas 21.8%.
– Seluruh kandidat mengalami peningkatan elektabilitas selama periode survei.
2. Elektabilitas Calon Wakil Presiden di Jawa Barat:
– Ridwan Kamil memperoleh elektabilitas tertinggi dengan 30.4%.
– Erick Thohir mendapatkan elektabilitas 14.5%.
– Muhaimin Iskandar memiliki elektabilitas 13.0%.
– Elektabilitas pemilih juga terbagi pada sejumlah calon wakil presiden lainnya.
3. Elektabilitas Calon Presiden Berdasarkan Wilayah Aglomerasi – Kultural di Jawa Barat:
– Prabowo Subianto cenderung unggul di berbagai wilayah di Jawa Barat.
– Elektabilitasnya dipengaruhi oleh lokasi geografis, dengan keunggulan di beberapa wilayah.
4. Elektabilitas Partai Politik di Jawa Barat:
– Partai Gerindra memimpin dengan elektabilitas 21.2%.
– PDI Perjuangan mendapatkan elektabilitas 17.6%.
– Partai Golkar memiliki elektabilitas 8.2%.
– Sejumlah partai politik lainnya juga mendapatkan dukungan dari pemilih.
Baca Juga: Hasil Survei Elektabilitas Capres 2024: Ganjar Pranowo Unggul
Hasil survei ini mencerminkan dinamika politik yang sedang berlangsung di Jawa Barat, yang akan memiliki dampak signifikan dalam Pemilu 2024 mendatang. Survei ini akan terus menjadi acuan dalam pemantauan peta kekuatan elektoral di provinsi ini.
“Temuan ini merupakan potret terbaru dari survei yang dilakukan pada akhir September sampai awal Oktober 2023. Peta politik masih sangat mungkin berubah bergantung kalkulasi elite dan keputusan pemilih dalam memantapkan pilihannya dalam Pemilu 2024,” tulis Arya Budi, Direktur Riset Poltracking Indonesia, Selasa 10 Oktober 2023.
Discussion about this post