Suaranusantara.com – Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri, Ahmad Basarah, menjelaskan makna penting dari kunjungan kerja Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, ke Samarkand, Uzbekistan, yang berlangsung selama tiga hari.
Kunjungan Megawati ini tidak hanya memiliki dimensi sejarah dan spiritual, tetapi juga membawa dampak strategis bagi hubungan kedua negara, terutama dalam pengembangan wisata religi.
Salah satu tujuan utama kunjungan Megawati adalah berziarah ke makam Imam Al Bukhori, seorang ulama besar dalam tradisi Islam, yang berperan penting dalam penyusunan kitab hadits.
Selain berziarah, Megawati juga menerima gelar profesor kehormatan dari Universitas Silk Road Samarkand, sebuah penghargaan yang menunjukkan apresiasi internasional terhadap kontribusinya dalam bidang politik dan kemanusiaan.
Dalam keterangannya, Basarah menekankan bahwa Megawati sangat mendukung pengembangan wisata religi di Samarkand. Ia berharap kunjungan ini dapat mendorong umat Islam, baik dari Indonesia maupun dari seluruh dunia, untuk turut berziarah ke makam Imam Al Bukhori.
“Ibu Megawati sangat mendukung pengembangan wisata religi di Samarkand, agar umat Islam, khususnya dari Tanah Air dan internasional, juga berziarah ke makam Imam Al Bukhori,” ujar Basarah.
Lebih lanjut, Basarah berharap kunjungan ini dapat memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi bagi kedua negara. Salah satu wacana yang diangkat adalah kemungkinan reaktivasi penerbangan langsung dari Jakarta ke Samarkand melalui Garuda Indonesia.
“Termasuk wacana yang pernah ada, penerbangan Garuda Indonesia untuk trip Jakarta-Samarkand bisa diaktivasi kembali,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa hal ini akan lebih memungkinkan jika biro perjalanan wisata mengintegrasikan ziarah religi ke Samarkand sebagai bagian dari perjalanan ibadah haji dan umroh.
Selain menekankan pentingnya wisata religi, Basarah juga mengingatkan tentang peran besar Presiden Soekarno dalam penemuan makam Imam Al Bukhori pada era Uni Soviet.
Bung Karno, sebagai tokoh yang disegani di dunia internasional, meminta pemerintah komunis Soviet kala itu untuk menemukan makam ulama besar tersebut.
“Bung Karno adalah orang yang meminta kepada pemerintah komunis Soviet kala itu agar menemukan makam tersebut. Ini legasi Bung Karno untuk dunia Islam,” tegas Basarah.
Kegiatan lain dalam agenda Megawati di Uzbekistan termasuk penanaman pohon dan penandatanganan prasasti di Soekarno Garden, sebuah bagian dari Silk Road Tourism Complex.
Soekarno Garden akan menjadi simbol hubungan erat antara Indonesia dan Uzbekistan, sekaligus penghormatan terhadap warisan sejarah kedua negara.
“Ibu Megawati ingin pemahatnya kalau bisa dari Indonesia, supaya hasilnya memiliki akurasi yang tinggi,” kata Basarah menambahkan.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen ziarah dan penghargaan akademis bagi Megawati, tetapi juga sebagai langkah untuk memperkuat hubungan bilateral dan menciptakan peluang baru bagi kerjasama di bidang pariwisata dan ekonomi antara Indonesia dan Uzbekistan.
Discussion about this post