
Jakarta-SuaraNusantara
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menuturkan kisah ketika baru menjabat sebagai orang nomor satu di Kementerian Dalam Negeri. Ketika itu, kata Tjahjo, ia sempat dihadapkan pada masalah ruginya sejumlah PDAM. Dan kerugiannya fantastis, mencapai triliunan rupiah.
“Contoh satu tahun saya menjadi Mendagri harus membayar melalui Menkeu (Menteri Keuangan) beban hutang PDAM yang hampir 4,7 triliun,” kata Tjahjo di acara Hari Anti Korupsi se-Dunia Tahun 2017, di Jakarta, Senin (11/12/2017).
Menurut Tjahjo, kenapa perusahaan air minum daerah itu merugi besar, karena acapkali banyak sekali pungutan. Tidak hanya itu, terjadi pemerasan-pemerasan dan juga sumbangan-sumbangan kepada pihak tertentu. Akhir kerugian pun melonjak hingga triliunan rupiah.
“Merugi karena pungutan-pungutan, karena pemerasan-pemerasan, karena sumbangan-sumbangan yang ada hampir 4,7 triliun rupiah. Itu sudah kita lunasi,” kata dia.
Tjahjo menambahkan itu terjadi karena dalam tahap perencanaan anggaran banyak titipan yang masuk yang sifatnya pribadi. Ia menyebut titipan itu adalah intervensi pada dokumen perencanaan. Tujuannya adalah mencari untung dari penyusunan dan perencanaan anggaran.
“Banyak dokumen perencanaan belum bersih dari intervensi kepentingan individu atau pihak-pihak tertentu,” ujar Tjahjo.
Penulis: Cipto