
Oke Pasrah Zendrato terlahir dari pasangan Elizami Zendrato dan Yusnidar Halawa, 19 Oktober 1993. Sejak kecil sudah menyukai segala hal yang “berbau” kain dan busana. Hal itu terlihat dari perhatian yang dia berikan terhadap setiap boneka milik kakaknya.
“Setiap boneka milik kakak yang sudah koyak atau tidak ditutupi pakaian, saya yang menjahitkannya. Sisa-sisa kain yang sudah tidak dipakai, saya sulap jadi baju boneka,” kata Oke Zendrato ketika menerima wartawan Pesona Nias di rumah orangtuanya, di Jalan Medan-Binjai Kilometer 10,8, Minggu (7/8/2016).
Usai menyelesaikan SLTP, Oke Zendrato memberanikan diri untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Tata Busana.
Tentu saja, anak kedua dari tiga bersaudara ini mendapat protes dari ayahnya. Berbeda dengan sang bunda yang sangat memahami apa yang menjadi pilihan putranya.
Tidak patah arang, Oke Zendrato berusaha memberikan pemahaman kepada ayahnya. “Saya katakan kepada bapak ini adalah talenta yang diberikan Tuhan. Ini adalah hobi, bakat dan cita-cita saya,” kata Oke, didampingi kedua orangtuanya.
Jalan menjadi desainer terbuka lebar ketika akhirnya sang ayah memahami keinginan putranya, meski pilihan itu terasa sangat asing bagi keluarga mereka. Oke Zendrato pun akhirnya melanjutkan pendidikan ke jurusan Tata Busana di SMK Negeri 8 Medan.
Tahun 2010, sebagai siswa terbaik di sekolahnya, Oke Zendrato mendapat kesempatan magang di perusahaan PT. Petronas Malaysia yang bergerak di bidang disain produk pakaian pabrikan. Dari perusahaan tersebut, dia mendapatkan penghargaan dan beasiswa.
Bersama Disainer dan Model Papan Atas
Komitmennya untuk mendalami dunia tata busana, semakin menguat dengan melanjutkan pendidikan ke Fakultas Teknik Jurusan Tata Busana Universitas Medan (Unimed).
Di lingkup pendidikan tinggi ini nalurinya sebagai desainer semakin terasah. Lambat laun kiprahnya mulai menarik perhatian sesama desainer dan konsumen.
Di usianya yang terbilang masih muda, obsesinya saat ini bukan hanya mengembangkan hobi, bakat dan cita-citanya, namun dia juga punya impian bahwa di masa depan, generasi muda Nias akan lebih mencintai busana daerahnya sendiri.
Sebagai putra Kepulauan Nias, dia memang sangat peduli dengan busana adat leluhur, dan hal ini sebagian tercermin dalam karya-karya yang dia tampilkan.
“Saya sangat respek dan benar-benar mencurahkan perhatian bagi perkembangan busana Nias. Saya punya impian di masa depan generasi muda Nias akan lebih mencintai busana daerahnya,” katanya.
Pada April 2016 silam, Oke Zendrato mempertontonkan busana karyanya di International Culture Festival Jakarta. Kemudian menampilkan busana Nias di Medan Fashion Culture Festival 2015 dan Medan Fashion Week 2016.
Ketika itu, dia tampil bersama disainer papan atas, seperti Henky Kawilarang, Ivan Gunawan, Torang Sitorus (Medan) dan Samuel Watimena. Busana ciptaannya pun diperagakan Putri Indonesia 2016 Ariska Putri Pertiwi, Miss Teen Indonesia 2015 Dara Maulida Putri Rahmat, dan Miss Modelof The World 2014 Jessica Evelyn. (Ingot Simangunsong)