SuaraNusantara.com-Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tangerang telah memutuskan untuk melanjutkan program penggabungan (merger) sejumlah sekolah dasar negeri. Keputusan ini diambil sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi anggaran, efektivitas pembelajaran, serta kualitas dan inovasi pendidikan.
Kepala Disdik Kota Tangerang, Jamaluddin, mengungkapkan bahwa program merger sekolah bukanlah hal baru, karena telah dimulai sejak tahun 2021. Pada tahun 2023, sebanyak 50 sekolah dasar akan digabungkan, sementara 23 sekolah akan mengikuti dalam waktu dekat. “Artinya, sekitar 27 sekolah akan bergabung tahun ini,” kata Jamal dalam wawancara dengan media pada Jumat (01/09/2023) pagi.
Lebih lanjut, Jamal menjelaskan bahwa sekolah-sekolah yang digabungkan biasanya berada dalam satu kompleks. Hal ini karena ada sekolah dengan rombongan belajar (rombel) yang jumlahnya banyak, namun jumlah kelas yang tersedia terbatas. “Misalnya, ada rombel dengan delapan kelas, tetapi hanya ada empat kelas, jadi dengan merger ini diharapkan lebih efektif dan efisien, termasuk dari segi anggaran,” tambahnya.
Baca Juga: Pendidikan Berbasis Game: Menggabungkan Hiburan dan Pembelajaran yang Efektif
Selain itu, Jamal mengungkapkan adanya fenomena “krisis” guru yang terjadi secara nasional akibat pensiunnya banyak guru. Tahun ini saja, Kota Tangerang menghadapi pensiunnya 250 guru, dan diprediksi akan mencapai 750 guru pensiun hingga tahun 2025. Dengan merger sekolah, diharapkan pendidikan tetap efektif dan efisien dalam menghadapi tantangan ini.
Merger sekolah juga diharapkan dapat mendorong kreativitas sekolah serta mengurangi persaingan negatif. Jamal menyatakan bahwa dengan penggabungan sekolah, kualitas pendidikan diharapkan akan meningkat, terutama dengan penerapan Kurikulum Merdeka.
Terkait sekolah mana yang akan digabungkan, Jamal menyebutkan beberapa wilayah seperti Poris Gaga di Kecamatan Batuceper, Tangerang, dan Ciledug. Di berbagai kecamatan lain, sekolah dengan jumlah murid di bawah 200 hingga 300 juga akan digabungkan, sehingga setidaknya ada 500 murid dalam sekolah yang digabungkan agar inovasi pendidikan bisa lebih maksimal.
Dalam hal kepala sekolah yang terdampak, Jamal menyatakan bahwa pengaruhnya tidak akan signifikan, mengingat banyaknya jumlah kepala sekolah yang pensiun, yakni sekitar 27 orang. “Ke depan, kita akan memiliki pemimpin dari guru-guru yang berdedikasi, mungkin nanti pengisian kepala sekolah akan datang dari guru-guru yang berdedikasi,” tambahnya.
Kepada orang tua siswa, Jamal juga memberi jaminan bahwa sekolah anak-anak mereka tidak akan hilang. Semua data administrasi sekolah sudah tercatat dengan lengkap di Dinas Pendidikan Kota Tangerang, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran. “Semua sudah dipikirkan dan diurus oleh Dinas Pendidikan,” pungkasnya.
Discussion about this post