Ambarawa-SuaraNusantara
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meresmikan patung dr. Tjipto Mangoenkoesoemo di Ambarawa, Jawa Tengah, Sabtu malam (3/3/2018). Pembuatan patung tersebut sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa dr. Tjipto Mangoenkoesoemo terhadap negeri ini.
“Sebagaimana kita ketahui bersama dr. Tjipto Mangoenkoesoemo merupakan salah satu dari tiga pahlawan yang dikenal dengan nama tiga serangkai,” kata Tjahjo.
Lewat pemikiran-pemikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan, lanjut Tjahjo, dr Tjipto membangkitkan semangat bangsa Indonesia untuk lepas dari belenggu kolonialisme yang mencengkram kuat pad waktu itu.
Tjahjo pun berharap dengan diresmikannya patung dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, anak-anak bangsa bisa terus diingatkan tentang pentingnya menjaga dan merawat tenun kebangsaan yang telah dirintis oleh para pendahulu. Tenunan kebangsaan dan spirit nasionalisme itu jangan sampai koyak. Karena itu yang selama ini telah menjadi bagian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Tidak dapat kita pungkiri, saat ini telah terjadi degradasi semangat nasionalisme. Maraknya Isu SARA, menurunnya solidaritas dan gotong royong mencerminkan perilaku kehidupan yang telah jauh dari semangat nasionalisme,” katanya.
Tjahjo menambahkan, peresmian patung yang dirangkaikan dengan kegiatan pameran seni rupa, adalah momentum berharga bagi seluruh warga, khususnya masyarakat Kabupaten Semarang dan Ambarawa. Melalui kegitan seni, diharapkan bisa membangkitkan para seniman lainnya menciptakan hasil karya seni lainnya yang tak kalah berkualitas. Karya seni yang bertumpu pada seni dan budaya lokal.
“Pagelaran seni bersama malam ini juga membawa pesan moral kepada kita semua agar seluruh elemen masyarakat bersama-sama menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni dan budaya yang kita miliki sebagai ciri khas dan kekayaan bangsa,” katanya.
Diujung pidatonya, Tjahjo kembali mengingatkan tentang tahun politik. Kata dia, tahun ini adalah tahun politik. Dan, Provinsi Jawa Tengah termasuk salah satu daerah yang akan menyelenggrakan pemilihan kepala daerah baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun kota.
Ia pun mengajak semua warga Jawa Tengah tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Tidak mudah terprovokasi oleh berbagai isu SARA. Karena itu racun demokrasi yang dapat menimbulkan banyak kegaduhan.
Kontributor: Maryono