Suaranusantara.com- Harga emas kini tengah mengalami lonjakan yang tajam sehingga inflasi di Indonesia meningkat pada September 2025. Hal ini pun langsung dilaporkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
Inflasi September 2025 menjadi yang tertinggi kedua kalinya sepanjang tahun ini setelah sebelumnya terjadi pada April lalu.
Kata Tito, inflasi Indonesia masih di angka yang cukup baik ya walaupun masih dalam target range. Tito pun menjabarkan kenaikan inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga emas.
“Kemarin saya bertemu Bapak Presiden, saya sampaikan ‘(inflasi) ini angka yang baik, masih dalam range target kita. Tapi kenapa terjadi kenaikan sedikit, itu karena kenaikan harga emas,'” ujar Tito dalam acara Peluncuran Dokumen Master Plan Produktivitas Nasional di kantor Bappenas, Jakarta, Selasa 7 Oktober 2025.
Tiro berujar harga emas mengalami kenaikan tajam lantaran berbagai penyebab mulai dari faktor seperti eksternal, mulai dari ketegangan geopolitik, perang tarif antar negara, hingga kebijakan moneter Amerika Serikat, yang mana The Fed menurunkan suku bunganya.
“Kita tahu ada geopolitik, konflik, perang tarif antar negara, juga The Fed menurunkan suku bunganya, dan akibatnya kenaikan harga emas kurang lebih 40%, harga tertinggi,” tuturnya.
Tito juga nenjelaskan bahwa kenaikan harga emas ini bisa disebabkan masyarakat di dunia termasuk Indonesia beralih investasi ke emas.
Hal ini bertujuan sebagai bentuk lindung nilai (safe haven). Akibatnya, permintaan dalam negeri juga ikut meningkat dan memberi tekanan pada inflasi. “Itu akibat seluruh dunia masyarakatnya investasi ke emas, termasuk Indonesia,” tukas dia.
Tito menyebut, faktor kenaikan harga emas inilah yang mendorong inflasi nasional naik dari 2,3% menjadi 2,65% secara tahunan pada September 2025.
“Kemarin saya sampaikan, pendorong inflasi dari 2,3% ke 2,65% itu salah satunya adalah karena pembelian emas,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 naik 0,21% (month-to-month/mtm), dengan inflasi tahunan mencapai 2,65% (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 1,82% (year-to-date/ytd).
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan, inflasi September terutama dipicu oleh kenaikan harga pada komponen inti, yakni sebesar 0,18% dengan andil 0,11% terhadap inflasi umum.
“Komoditas penyumbang inflasi inti yaitu emas perhiasan dan biaya kuliah,” jelas Habibullah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 1 Oktober 2025


















Discussion about this post