Suaranusantara.com- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu 9 April 2025 mengumumkan kebijakan terbaru yang di mana dilakukan penundaan sementara tarif impor tinggi ke puluhan negara termasuk Indonesia.
Pengumuman ini begitu mendadak, hanya dalam waktu kurang dari 24 jam usai dimulainya pemberlakukan tarif impor tinggi.
Penundaan sementara tarif impor tinggi akan berlangsung selama sembilan puluh hari lamanya atau tiga bulan.
Kebijakan penundaan sementara tersebut diberikan kepada lebih dari 75 negara, tetapi tarif timbal balik tetap akan diturunkan menjadi minimal sebesar 10 persen.
“Saya telah mengesahkan penghentian penerapan bea masuk baru selama 90 hari. Dan tarif timbal balik yang diturunkan secara substansial selama periode ini sebesar 10 persen juga berlaku segera,” ucap Trump dikutip Jumat 11 April 2025.
Kata Trump, keputusannya menunda sementara tarif impor tinggi lantaran banyaknya negara yang berupaya melakukan negosiasi kepadanya.
Ada sebanyak lebih dari 75 negara telah mengirimkan delegasi untuk bertemu dengan pihak Amerika Serikat, termasuk Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).
“Faktanya, lebih dari 75 negara telah memanggil perwakilan AS, termasuk Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, dan USTR untuk merundingkan solusi bagi subjek yang dibahas,” ujar Trump.
Trump juga berujar, negara-negara tersebut juga tidak memberikan pembalasan tarif seperti China atas tarif yang sebelumnya dia berlakukan.
Lebih dari 75 negara tersebut, kata dia, melakukan negosiasi dengan AS untuk mendiskusikan berbagai isu, seperti masalah perdagangan, hambatan perdagangan, tarif, manipulasi mata uang, hingga tarif non-moneter
“Bahwa negara-negara ini tidak menyerang balik dengan cara atau bentuk apa pun terhadap Amerika Serikat,” kata Trump.
Trump juga mengatakan keputusannya melakukan penundaan sementara lantaran gejolak pasar yang sangat dramatis – volatilitas paling tajam sejak masa-masa awal pandemi Covid-19.
Triliunan dolar menguap dari bursa saham dunia, sementara lonjakan tiba-tiba pada imbal hasil obligasi pemerintah AS menarik perhatian Gedung Putih.
“Saya melihat tadi malam bahwa orang-orang mulai merasa mual,” kata Trump, dilansir Reuters. “Pasar obligasi sekarang tampak indah,” ujarnya.
Discussion about this post