Suaranusantara.com- Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta tengah mematangkan rencana pengoperasian rute Transjakarta dari Blok M menuju Alam Sutera. Tak hanya rute tersebut, Dishub juga mengonfirmasi bahwa sejumlah rute tambahan akan segera disurvei untuk pengembangan layanan lintas daerah.
“Ada rute lain yang disiapkan. Nanti setelah ini kita survei lagi bersama,” ujar Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, Senin (15/4) saat uji coba rute TransJakarta Blok M-Alam Sutera.
Terkait waktu operasional layanan, pihaknya masih melakukan kajian untuk menentukan apakah bus akan beroperasi 24 jam, hanya di jam sibuk (peak hour), atau selama 16 jam. Semua kemungkinan itu sedang dianalisis melalui survei lapangan.
“Itu menjadi salah satu yang kita survei hari ini. Apakah akan operasional 24 jam, 16 jam, atau hanya peak of pick saja. Itu semuanya akan dianalisis detil dan kemudian kita akan tetapkan,” kata Syafrin.
Untuk target peluncuran, Dishub DKI menargetkan layanan bisa mulai beroperasi pada akhir April 2025. Meski belum merinci tanggal pastinya, Syafrin menyebut peluncuran akan dilakukan sebelum bulan ini berakhir.
“Targetnya di tanggal April ini. Akhir bulan. Iya, akhir bulan paling lambat diluncurkan,” ujarnya.
Terkait infrastruktur pendukung, Dishub memastikan akan ada halte dan bus stop di sepanjang lintasan rute Blok M–Alam Sutera. Khusus di kawasan Alam Sutera, telah dipetakan 17 titik potensial untuk menjadi lokasi pemberhentian.
“Di kawasan Alam Sutera ada sekitar 17 titik yang nantinya akan jadi titik pemberhentian,” kata Syafrin. Namun, jumlah tersebut masih bersifat sementara dan bisa berubah sesuai hasil survei hari ini. “Bisa bertambah, bisa berkurang,” tambahnya.
Menurut Syafrin, 17 titik itu dipilih berdasarkan kebutuhan mobilitas masyarakat.
“Karena yang perlu dilihat adalah kebutuhan masyarakat untuk dilayani. Di 17 titik itu kami lihat ada potensial di mana layanan bisa kita deliver. Tapi untuk kepastiannya hari ini disurvei, dan kemudian kita tetapkan apakah 17 itu memadai atau bertambah atau justru dikurangi,” jelasnya.
Dishub DKI juga melibatkan sejumlah pakar transportasi dalam proses survei dan analisis, termasuk Trubus Rahadiansyah, Yayat Supriatna, hingga Nirwono Joga.
Discussion about this post