Suaranusantara.com- Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat sepakat membuka ruang negosiasi selama 60 hari ke depan untuk membahas tarif impor baru yang dikenakan terhadap produk asal Indonesia.
Kesepakatan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, usai bertemu dengan jajaran pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Dalam keterangan pers virtual dari Amerika Serikat pada Jumat (18/4) atau Kamis (17/4) malam waktu setempat, Airlangga menyampaikan bahwa pertemuannya dengan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menghasilkan komitmen bersama untuk menyelesaikan persoalan tarif dalam waktu dua bulan.
“Nah hasil-hasil pertemuan tersebut akan dilanjuti dengan berbagai pertemuan bisa 1, 2, atau 3 putaran dan kami berharap dalam 60 hari kerangka tersebut bisa dilanjuti dalam bentuk format perjanjian yang akan disetujui antara Indonesia dan Amerika Serikat,” kata Airlangga.
Kunjungan Airlangga ke Amerika Serikat dilakukan dalam rangka negosiasi terkait kenaikan tarif impor oleh pemerintahan Trump terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. Dalam kunjungan tersebut, Airlangga didampingi Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu.
Saat ini, tarif impor yang dikenakan AS terhadap produk Indonesia mencapai 47 persen. Sebelumnya, tarif tersebut berada di kisaran 10 hingga 37 persen, sebelum penambahan 10 persen diberlakukan.
“Dengan diberlakukannya 10 persen tambahan, maka tarifnya itu menjadi 10 [persen] ditambah 10 [persen], ataupun 37 [persen] ditambah 10,” ujar Airlangga.
Ia juga menekankan bahwa tambahan tarif ini menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia karena berdampak langsung terhadap biaya ekspor ke Negeri Paman Sam.
“Jadi ini juga menjadi concern bagi Indonesia, karena dengan tambahan 10 persen ini ekspor kita biayanya lebih tinggi. Karena tambahan biaya itu diminta oleh para pembeli agar di-sharing dengan Indonesia bukan pembelinya saja yang membayar pajak tersebut,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari pendekatan diplomatik, Airlangga juga menyatakan bahwa Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat. Hal ini diharapkan menjadi salah satu poin positif dalam proses negosiasi tarif ke depan.
Discussion about this post