Suaranusantara.com- Presiden ke 7 RI Joko Widodo atau Jokowi diketahui menjadi salah orang yang ditunjuk Presiden RI Prabowo Subianto untuk hadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.
Kendati demikian, dengan hadirnya Jokowi di Vatikan malah berdampak negatif bagi diplomasi Indonesia.
Hal tersebut dikatakan oleh pengamat politik dan intelijen, Selamat Ginting yang mengatakan bahwa ada tiga alasan kepergian Jokowi dapat berimplikasi negatif bagi Indonesia dari sisi diplomasi hubungan internasional.
Kata Ginting alasan pertama kepergian Jokowi ke Vatikan malah berdampak negatif lantaran ayahanda Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka itu tak lagi menjabat sebagai Kepala Negara RI.
Sementara itu, Paus Fransiskus bukan hanya sebagai pemimpin Gereja Katolik dunia melainkan Kepala Negara Vatikan.
Lalu kedua, ada laporan tentang Jokowi dari OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project), sebuah organisasi jurnalistik investigasi internasional yang fokus pada pelaporan kejahatan terorganisir dan korupsi di seluruh dunia.
Dalam laporan tersebut Jokowi masuk dalam daftar finalis pemimpin korup versi OCCRP 2024.
Ketiga, publik di Indonesia dan dunia mengritik kemampuan komunikasi publik Jokowi yang dianggap tidak representatif secara diplomatik untuk negara sebesar Indonesia. Penguasaan bahasa asingnya sangat lemah untuk hubungan internasional.
“Dari sisi hubungan internasional, kehadiran Jokowi di Vatikan mengandung risiko berat bagi diplomasi Indonesia,” kata Ginting melalui keterangan tertulisnya dikutip Sabtu 26 April 2025.
Ginting mengatakan jika negara-negara Barat menanggapi laporan OCCRP secara serius dan mengaitkan kehadiran Jokowi sebagai sinyal lemahnya komitmen Indonesia terhadap pemberantasan korupsi.
Terlebih Paus Fransiskus adalah sosok pemimpin sederhana dan anti korupsi. Hal itu berbanding terbalik dengan Jokowi.
“Mendiang Paulus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin sederhana dan anti-korupsi. Bertolak belakang dengan Jokowi, karena kesederhanaannya merupakan pencitraan politik,” kata Ginting.
Jokowi diketahui diutus Prabowo bersama tiga nama lainnya yakni Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono dan mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Discussion about this post