Suaranusantara.com- Publik kini tengah dihebohkan soal munculnya tayangan video iklan program Prabowo-Gibran yang tayang di bioskop sesaat sebelum film di putar.
Komdigi pun angkat bicara soal iklan program Prabowo-Gibran yang tayang di bioskop hingga menuai sorotan publik.
Melalui Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan bahwa penayangan video itu merupakan salah satu tugas pemerintah.
“Pada prinsipnya, komunikasi publik harus dijalankan dalam berbagai ruang, beragam ruang. Kita juga melihat ini dalam bentuk transparansi publik. Publik harus tahu program-program yang sudah berjalan, apa yang sudah berjalan, kemudian juga bagaimana pelaksanaannya,” kata Meutya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 15 September 2025.
Kata Meutya, munculnya video iklan program Prabowo-Gibran menjadi bukti pemerintah melakukan komunikasi dan transparansi dari program-program Prabowo.
Meski demikian, saat ditanya apakah penayangan video ini merupakan perintah Prabowo, Meutya tidak menjawab secara terang.
“Tadi saya sudah menjawab ya, kita melakukan komunikasi publik dalam banyak hal. Tidak hanya Komdigi, tapi bekerja sama dengan PCO, dan juga teman-teman lain untuk melakukan penyampaian, dan juga transparansi informasi dari program-program pemerintah,” jelas Meutya.
Adapun sebuah tayangan video itu merupakan iklan yang berisikan seluruh program-program Prabowo-Gibran mulai dari Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa (Kopdes) hingga sekolah rakyat.
Dalam video tayangan iklan itu salah satunya program MBG, dinarasikan bahwa sejak diluncurkan pada Januari 2025 lalu, sebanyak 20 juta orang telah menerima manfaat.
“Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, program makan bergizi gratis telah menjangkau 20.000.000 penerima manfaat,” demikian narasi yang tertulis dalam video tersebut.
Lalu video tersebut memuat narasi dan angka dari berbagai pencapaian program, seperti 21.760.000 ton total produksi beras nasional hingga Agustus 2025 dan 5.800 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi.
Kemudian, dinarasikan sebanyak 80 ribu kelembagaan Koperasi Desa Merah Putih resmi diluncurkan. Selain itu, ada narasi 100 Sekolah Rakyat telah diluncurkan.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan hal itu sebagai penyampaian pesan di ruang-ruang publik.
Kata Pras sapaan Prasetyo Hadi, hal itu merupakan yang biasa dilakukan. Ia menegaskan hal itu lumrah sepanjang tidak ada aturan yang dilanggar.
“Sepanjang tidak melanggar aturan, tidak mengganggu kenyamanan keindahan maka penggunaan media-media publik untuk menyampaikan sebuah pesan tentu sebuah hal yang lumrah,” ujarnya kepada wartawan, Minggu 14 September 2025.
Senada dengan Pras, Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menyebutkan bioskop adalah ruang publik. Tentu, menurut dia, hal itu bisa dijadikan wadah penyampaian pesan secara komersial
“Layar bioskop, sebagaimana televisi, media luar ruang, dan lain-lain, juga ruang publik yang bisa diisi dengan berbagai pesan, termasuk pesan komersial. Kalau pesan komersial saja boleh, kenapa pesan dari pemerintah dan presiden nggak boleh?” ujar Hasan.
Namun Hasan menegaskan tujuan penayangan video tersebut adalah agar masyarakat mengerti apa saja yang sudah dikerjakan pemerintah.
“Pemerintah mau sosialisasi ke seluruh rakyat Indonesia tentang apa yang dikerjakan oleh pemerintah. Agar masyarakat paham banyak hal sudah dikerjakan oleh pemerintah,” katanya.
“Pesan-pesan pemerintah, sebagaimana pesan komersial ditayangkan di waktu tunggu sebelum pemutaran film,” tambahnya.
















Discussion about this post