Suaranusantara.com- Imbas ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo Jawa Timur pada Senin 29 September 2025 lalu mendapat sorotan dari Presiden RI Prabowo Subianto.
Terlebih, ambruknya ponpes Al Khoziny, sebanyak ratusan santri menjadi korban. Puluhan orang menjadi korban tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Kejadian ambruknya ponpes Al Khoziny itu bermula dari para santri yang tengah menunaikan solat Ashar pada Senin 29 September 2025. Namun, tiba-tiba bangunan tiga lantai itu ambruk. Alhasil, banyak para santri yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan ponpes Al Khoziny.
Prabowo pun memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) untuk melakukan evaluasi terhadap seluruh ponpes di Indonesia.
Perintah tersebut disampaikan langsung oleh Menteri PU, Dody Hanggodo yang menyampaikan perintah dari Prabowo itu.
“Kita evaluasi semua pondok pesantren. Sesuai arahan Presiden semua pondok pesantren kita evaluasi pelan-pelan,” kata Dody di Buduran, Sidoarjo, Senin 6 Oktober 2025.
Kata Dody, saat ini hanya ada 50 pondok pesantren di Indonesia yang memiliki Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Sedangkan berdasarkan data Kementerian Agama, pada 2024/2025 total ponpes di Indonesia ada sebanyak 42.433, dan mayoritas berada di Pulau Jawa.
PBG adalah izin yang diterbitkan pemerintah bagi pemilik bangunan atau perwakilannya. Sebelum penerbitan Undang-Undang No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja serta Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2021, dokumen ini bernama Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Dody mengatakan pemerintah akan melakukan evaluasi seluruh bangunan pesantren agar kejadian ambruknya gedung seperti yang terjadi di Al Khoziny tak terulang kembali.
“Ya makanya itu pelan-pelan kita bereskan soal kualitas bangunan masing-masing bersama-sama dengan pemda setempat kita benahi semuanya, Kemenag, Kemendagri dan pemda setempat terlibat bersama-sama untuk membenahi semua bangunan di ponpes, supaya kejadian ini tidak terulang lagi,” ucapnya.
Namun Dody enggan menyampaikan analisa Kementerian PU terkait kondisi gedung Al Khoziny yang ambruk itu. Ia juga tidak mengungkap pembicaraannya dengan pihak pengurus pesantren yang sempat ditemuinya.
“Hari ini saya tidak berani buka-bukaan lebih karena semua fokuskan ke search and rescue,” katanya.
Setelah operasi pencarian dan evakuasi korban tuntas dilakukan Basarnas, baru ia mau bicara lebih jauh. Termasuk soal rencana rehabilitasi gedung tersebut ke depannya.
“Kalau kami itu kan nanti setelah Kepala Basarnas mengerjakan tugasnya, baru kami urusan berikutnya. Saya yang membangun dan sebagainya. Tapi sekarang posisinya search and rescue,” jelasnya.

















Discussion about this post