Jakarta-SuaraNusantara
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengklarifikasi isi pidatonya dalam rekaman video yang beredar di dunia maya dan menjadi viral baru-baru ini. Dalam video tersebut dikesankan seolah Kapolri hanya mengakui ormas NU dan Muhammadiyah sebagai ormas yang berperan dalam pendirian negara Indonesia.
“Sedikitpun tidak ada niat dari saya sebagai Kapolri apalagi institusi Polri untuk tidak membangun hubungan dengan organisasi Islam di luar NU dan Muhammadiyah,” kata Kapolri di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (31/1), di hadapan 14 perwakilan Ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah.
Tito menjelaskan, pidato dalam video itu dilakukan pada 8 Februari 2017 di sebuah acara di Pondok Pesantren Tanara di daerah Serang, Banten, Hadir pula saat itu Rois Aam PBNU Ma’ruf Amin sebagai pimpinan Ponpes tersebut.
“Itu ketika acara halaqoh pesantren Tanara, Serang, tempatnya Ma’ruf Amin, di situ sebagai Rois Aam PBNU mengundang saya. Beliau (Ma’ruf Amin) juga saksi yang mendengar sambutan saya,” ujarnya.
Sebelumnya, di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Rabu (31/1/2018), Kapolri mengatakan akan mencaritahu siapa yang menyebarluaskan video pidatonya yang menyinggung umat Islam, tetapi tidak akan melakukan langkah-langkah hukum, melainkan hanya ingin tahu apa motif pelaku menyebarkan video tersebut.
Tito mengaku kaget beredarnya video berdurasi sekitar 26 menit itu karena telah dipotong/diedit menjadi2 menit. Selama durasi waktu dua menit itu ada kalimat yang kalau dimaknai sekilas selama 2 menit itu dapat membuat beberapa pihak kurang nyaman. Padahal bila didengarkan secara utuh selama 26 menit, maknanya akan berbeda.
Penulis: Cipto