SuaraNusantara.com – Aktivitas di Bali diperketat jelang pertemuan KTT G20. Mulai perkantoran hingga aktivitas belajar dilakukan secara daring, Senin (7/11/22)
Pembatasan aktivitas tersebut dimulai pada 12 hingga 17 November 2022 dikawasan Kuta Utara, Kuta, Kuta Selatan, dan Denpasar Selatan.
Penataan kota diberbagai jalan juga dilakukan sesuai keputusan rapat koordinasi pelaksanaan G20 dan papan promosi di jalan jalan serentak diganti dengan banner dan billboard G20.
“Satu model yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali. Supaya simpel, rapi, dan ditambah dengan penjor, supaya cantik Bali ini, menunjukkan karya agung dengan cara kultural Bali,” ujar Gubernur Koster
Lebih lanjut kata Koster bahwa dirinya tidak melarang penjualan babi guling, namun pihaknya akan membersihkan spanduk-spanduk yang berepotan
“Saya dibilang nurunin spanduk, baliho be guling, tetap jualan be guling (di sana). Kecuali saya melarang orang jualan be guling, orang saya hobi makan be guling, masak saya melarang. Yang saya bersihkan balihonya di sebelanya yang nempel di tiang listrik yang sudah belepotan, udah lempung-lempung, yang sudah robek,” ujarnya.
“Kita bersyukur G20 diselenggarakan di Bali. Dan di uji kita, diuji juga kepemimpinan saya dalam mengendalikan pandemi,” ujarnya.
Koster tegaskan semua pihak untuk tidak merecoki kegiatan G20 tersebut terlebih bagi yang mencari popularitas
“Jangan recoki, saya minta ini. Semua orang-orang yang pemain yang cengeng itu di media sosial itu, hati-hati. Ini adalah kepentingan negara jangan mementingkan cari popularitas murahan. Saya, sedang berupaya keras bagaimana penyelenggaraan G20 ini berjalan dengan lancar, nyaman aman, damai sukses,” tutupnya.(ifn)
Discussion about this post