Banten, suaranusantara.com – Ketua Komisi V DPRD Banten Yeremia Mendrofa menyoroti persoalan tingginya jumlah pengangguran dan penyumbang terbesar didominasi oleh lulusan SMK dan SMA.
“Terlihat bahwa dari sisi tingkat pendidikan dimana angka pengangguran masih didominasi dari lulusan SMK tetapi sudah mulai ada tren penurunan,” kata politikus PDI Perjuangan itu.
Dengan demikian, persoalan tersebut harus menjadi bahan evaluasi.
“Perlu kerja keras supaya program link and match antara output pendidikan dari SMK diwilayah Banten bisa sesuai dgn kebutuhan industri di Provinsi Banten, ini yang harus dipetakan oleh dinas terkait,” katanya.
Salah satu yang mungkin bisa dilakukan menurut Yeremi yaitu dengan melihat investasi sektor industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki harus diberi ruang yang bagus untuk menyerap tenaga kerja termasuk industri pengolahan hasil pertanian, perekebunan, kehutanan dan perikanan.
“Sehingga daya dorong nilai tambah ekonomi dan penyerapan tenaga kerja semakin besar termasuk tadi keterserapan lulusan SMK ataupun SMA,” katanya.
Berdasarkan data BPS Provinsi Banten, jumlah pengangguran di Banten sebanyak 228,98 ribu orang.
Dari jumlah pengangguran di Banten tersebut jika dilihat dari tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi, penyumbang terbanyak pengangguran dari lulusan SMK yakni sebanyak 9,42 Persen.
Hal itu disampaikan Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Banten Awang Pramilian di Gedung BPS Banten di KP3B, Curug, Kota Serang.
“Kalau dari rilis tadi bahwa angka Pengangguran terbuka untuk tingkat pendidikan itu memang sekolah menengah kejuruan yang paling tinggi yaitu 9,42 persen,” ujar Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Banten Awang Pramilian di Gedung BPS Banten di KP3B, Curug, Kota Serang dalam keterangan Senin (7/11).
Setelah itu kata Awang, urutan kedua penyumbang angka pengangguran jika dilihat dari pendidikan tertinggi yakni Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Disusul oleh sekolah menengah atas yaitu 8,57 persen. Jadi ini kondisi di Bulan Agustus tahun 2022,” tegasnya.
Awang menjelaskan bahwa berdasarkan hasil temuan BPS Banten, salah satu penyebab SMK jadi penyumbang terbesar angka pengangguran di Banten lantaran keahlian yang dimiliki tidak sesuai kebutuhan perusahaan di Banten.
“Kurang injek dengan yang dibutuhkan perusahaan perusahaan,” katanya.(Rnd)
Discussion about this post