SuaraNusantara.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul melaporkan 1.214 kasus Tuberkulosis (TBC). Hampir setengah dari jumlah tersebut terjadi pada anak-anak.
Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja mencatat dari kasus periode Januari sampai November 2022 di seluruh fasilitas kesehatan Kabupaten Bantul. Mayoritas mereka yang terinfeksi TBC masih anak-anak.
“619 di antaranya adalah kasus TBC anak dan 12 kasus pasien TBC resisten obat,” ujar Agus dilansir dari Instagram Pandemictalks, Rabu (21/12/2022).
Agus mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak terinfeksi TBC. Salah satunya, masih banyak orang dengan TBC yang belum ditemukan dan diobati.
“Di mana estimasi kasus di Bantul seharusnya 2.431 namun baru terdeteksi 1.216,” papar Agus.
Agus melihat anak-anak rentan risiko penularan infeksi TBC. Lantaran kurang edukasinya masyarakat sekitar tentang penularan infeksi TBC.
“Contoh anak umur 2 tahun kan sering digendong atau diciumi orang-orang. Hal itu risiko kontak semakin tinggi. Apalagi kerawanan akibat kurang gizi karena kondisinya, angka stunting juga masih ada terus. Jadi ada potensi-potensi di dalam anak itu sendiri, sehingga daya tahan anak kurang,” tutup Agus. (edw)
Discussion about this post