
Nias-SuaraNusantara
Wahana Visi Indonesia bekerjasama dengan STT Sunderman menggelar Seminar Nasional Perlindungan Anak, di Auditorium STT BNKP Sunderman, Selasa (276/9/2016). Seminar yang menghadirkan narasumber utama Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Indonesia Aries Merdeka Sirait ini, diikuti lebih dari 500 orang dari perwakilan beberapa sekolah, akademisi, mahasiswa, pimpinan gereja, LSM dan lembaga-lembaga penggiat anak yang ada di Kepulauan Nias.
“Kegiatan ini sebagai komitmen semua pihak dalam memastikan terpenuhinya hak-hak anak yang ada di Kepulauan Nias. Anak-anak berani bermimpi, maka peran serta masyarakat dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut,” ujar Hendi Julius selaku GMZ Jawa Sumatera, dalam sambutannya mewakili pihak penyelenggara.
Sementara Asisten 1 Sekretaris Daerah Maruham Sianturi, SE, mewakili Pemerintah Kabupaten Nias, menyampaikan hak-hak anak masih belum terpenuhi, serta masih banyak kasus terkait anak yang terjadi di Kepulauan Nias. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Nias berusaha menjadikan daerahnya sebagai Kabupaten Layak Anak. “Saat ini, Kabupaten Nias telah berkomitmen untuk mewujudkan Kabupaten Layak Anak,” katanya.
Memutus Mata Rantai Kekerasan
Memutus mata rantai kekerasan terhadap anak adalah isu yang diangkat oleh Aries Merdeka Sirait sebagai narasumber. Aries juga menekankan pentingnya anak untuk memiliki akte lahir. “Karena tanpa akte lahir, sama artinya anak belum diakui oleh negara,” tegasnya.
Menurutnya, ada beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan untuk memutus mata rantai kekerasan terhadap anak, yaitu:
- Dukungan dan penguatan keluarga serta pola asuh terhadap anak.
- Perbaikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
- Prioritas pencegahan, deteksi dini dan respon yang cepat.
- Partisipasi masyarakat dalam membangun gerakan perlindungan sekampung dan pembentukan tim reaksi cepat.
- Keluarga sebagai tempat utama dalam mendidik anak.
- Menjadikan keluarga sebagai tempat yang aman bagi kelangsungan hidup anak.
Sedangkan Kepala BP2AKB Kabupaten Nias, dr. Perdamaian Zendrato, M.Kes yang juga menjadi salah satu narasumber mengatakan, isu-isu yang berkembang saat ini di Kabupaten Nias adalah terkait masalah pendidikan, kesehatan, hak sipil dan perlindungan.
Dalam seminar nasional ini, Forum Anak Desa Hayo Kabupaten Nias Barat turut meramaikan suasana dengan menampilkan drama bertemakan pernikahan dini. (abdi)