SuaraNusantara.com – Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organsiasi (HMI MPO) menyebut, tingkat pendidikan di Kabupaten Lebak masih terbilang rendah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata partisipasi lama sekolah penduduk Kabupaten Lebak baru sampai tingkat sekolah dasar.
“Angka pendidikan di Lebak baru 45,93 persen dengan rata-rata lama sekolah penduduk Lebak baru sampai jenjang pendidikan sekolah dasar,” kata Kabid Kominfo HMI MPO Lebak, Tubagus Muhammad Tri saat menggelar refleksi Hardiknas, di Alun-alun Rangkasbitung, Lebak, Selasa malam (2/5/2023).
Di momen refleksi Hardiknas tahun ini, mahasiswa menyalakan lilin sebagai bentuk ungkapan duka cita atas rendahnya pendidikan di Kabupaten Lebak.
Mahasiswa menunut pemerintah daerah (Pemda) melakukan berbagai langkah dalam meningkatkan pendidikan,
“Meminta pemda membentuk Perda Beasiswa, melaunching sekolah jalanan, pengumpulan dana beasiswa. Kami juga akan layangkan audiensi kepada seluruh pihak terkait,” ujar dia.
Menurut Tubagus, banyak faktor yang menyebabkan tingkat pendidikan di Lebak rendah. Mulai dari ekonomi, sarana dan prasaranan pendidikan yang tida memadai dan merata.
“Tapi faktor utama adalah ekonomi. Pendidikan di era sekarang hanya untuk si kaya dan penguasa. Sementara rakyat miskin sulit mendapat pendidikan yang lebih tinggi dan layak,” tudingnya.
Kabid Eksternal HMI MPO Lebak, Diki Wahyudi menambahkan, pendidikan, kesehatan dan ekonomi adalah sektor yang saling berhubungan dan berkaitan.
“Kalau pendidikannya rendah, maka kesehatan dan ekonominya juga akan rendah. Maju mundurnya suatu daerah ditentukan oleh bagaimana mutu dan kualitas pendidikannya,” kata Diki.
Mahasiswa mendesak pemerintah pusat sampai ke daerah benar-benar serius menyelesaikan masalah pendidikan, khususnya di Kabupaten Lebak.
“Masyarakat akan kesulitan mendapat pekerjaan, ekonomi rakyat juga tidak akan maju jika kualitas pendidikannya rendah. Kami minta ini jadi hal serius yang diperhatikan,” ucapnya.(Def)
Discussion about this post