
Gunungsitoli-SuaraNusantara
Penampilan 5.763 peserta tari Maena yang menari di bawah guyuran hujan deras di Lapangan Pelita, Jalan Pelita, Kelurahan Ilir, Kota Gunungsitoli, Sabtu (26/11/2016), diganjar penghargaan rekor penari terbanyak oleh MURI (Museum Rekor Indonesia).
“Keberhasilan ini merupakan hal perdana bagi masyarakat kota Gunungsitoli dan umumnya Kepulauan Nias, mendapat piagam dari MURI Jakarta,” ujar Walikota Gunungsitoli, Lakhomizaro Zebua, Sabtu (26/11/2016).
Menurut Ketua Panitia Pelaksana Pesta Ya’ahowu Kota Gunungsitoli, Oimonaha Waruwu, membludaknya peserta tari menjadi kebanggaan tersendiri bagi panitia. “Peserta yang diusulkan sebelumnya 5.047 orang, namun pada pelaksanaannya melebihi target sebanyak 5.763 orang,” ungkap Oimonaha.
Usai pelaksanaan Tari Maena, Gubernur Sumatera Utara Ir. H. Tengku Erry Nuradi menyerahkan penghargaan dari MURI kepada Wali Kota Gunungsitoli Ir. Lakhomizaro Zebua. Tengku Erry pun kagum dengan semangat para peserta tari mengikuti setiap gerakan sesuai irama yang dilantunkan, meski harus menari di tengah hujan deras.
“Seluruh peserta harus mendapat piagam penghargaan dari MURI dan ditandatangani oleh Wali Kota Gunungsitoli,” ujarnya.
Tengku mengapresiasi kinerja Pemerintah Kota Gunungsitoli dalam penyelenggaraan pesta budaya. “Apa yang telah diraih ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Saya berharap makna di balik tarian kolosal ini, yakni perpaduan, persaudaraan, dan kebersamaan senantiasa terjaga dengan baik dan terus ditingkatkan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memiliki komitmen memajukan dunia pariwisata dengan mengalokasikan anggaran Rp. 100 juta kepada kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara bila menggelar kegiatan untuk mempromosikan dunia pariwisata.
“Kita sudah berkomitmen memberikan stimulus kepada daerah-daerah yang menggelar even-even seperti ini sebesar Rp. 100 juta. Tolong sampaikan kepada Pak Menteri, hendaknya Kementerian Pariwisata melakukan hal yang sama. Tentunya pariwisata di Sumut akan semakin maju jika mendapat dukungan dari Kementerian,” ujar Tengku Erry disambut tepuk tangan masyarakat yang hadir.
Dikatakannya, dunia pariwisata di Kepulauan Nias memang masih belum bisa diandalkan sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena berdasarkan catatan BPS, jumlah turis ke Kepulauan Nias masih di bawah 25 ribu orang per tahun. Namun jika potensi tersebut dapat digali maksimal, maka pendapatan dari sektor pariwisata di Kepulauan Nias patut diperhitungkan.
“Untuk itu perlu dukungan semua pihak termasuk masyarakat, pemerintah, tokoh adat, tokoh agama, mari saling bahu-membahu. Pemprovsu akan mendukung setiap kegiatan pariwisata di Sumut. Termasuk juga perbaikan infrastruktur. Tapi saya cukup salut dan bangga dengan Wali Kota Gunungsitoli, saya lihat pembangunan di sini cukup pesat,” ujarnya.
Di hari yang sama, Rengku Erry sekaligus menutup Pesta Ya’ahowu 2016. Penutupan ditandai dengan pemukulan gong di Taman Ya’ahowu, Jl. Pelabuhan Lama, Pasar Luaha, Kota Gunungsitoli, Sabtu (26/11) malam.
Hadir dalam penutupan tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Staf Ahli Bidang Politik dan Keamanan Haru Tamtomo, Tokoh Masyarakat Nias Mayjen (Purn) TNI Christian Zebua, Pimpinan SKPD Pemprovsu, Forum Kepala Daerah se-Kepulauan Nias, Forkopimda se-Kepulauan Nias, tokoh adat, tokoh agama dan ribuan masyarakat. (cipto)