Jakarta-SuaraNusantara
Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut membenarkan terjadi hilang kontak dengan empat anggota TNI AL yang bertugas di Kapal Republik Indonesia (KRI) Layang 635 saat sedang menjalankan misi pengawalan kapal ikan berbendera Filipina di perairan Talaud, Sulawesi Utara. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Kolonel Gig Jonias Mozes Sipasuta, mengatakan empat anggota TNI AL yang hilang itu disebabkan oleh faktor cuaca dan kondisi geografis.
“Karena faktor cuaca dan kondisi geografis di lokasi, mereka hilang kontak sejak 14 Desember 2016,” kata Gig melalui keterangan tertulis, Jumat (23/12/2016). Gig menambahkan, pencarian terhadap empat kru yang hilang tersebut masih terus dilakukan hingga saat ini.
“Beri waktu untuk proses tersebut. Batas pencariannya kan ada. Setidaknya dalam dua hari ini,” ujarnya. Gig menjelaskan, pencarian dilakukan melibatkan sejumlah unsur di TNI AL, di antaranya KRI Diponegoro, KRI Sidat, KRI Ahmad Yani, KRI Arun, KRI Lambung Mangkurat, serta pesawat udara P-862 dan P-615.
Adapun empat kru KRI Layang yang hilang itu adalah Letda Laut (P) Faisal Dwi AR asal Jakarta (Kepala Tim Kawal), Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto asal Surabaya, Kelasi Kepala (KLK) Amo Dian Mahendra asal Gresik, dan Kelasi Dua (KLD) Isy Badnur Rohim asal Madura.
Selain dibekali makanan dan minuman untuk empat hingga lima hari, keempat personel TNI AL itu dilengkapi 2 pucuk senjata laras panjang, 4 magasin, dan 60 butir amunisi tajam.
Keempat prajurit TNI AL itu mengawal nahkoda, teknisi mesin, dan juru masak kapal ikan “Nurhana” menuju pangkalan TNI AL terdekat, yakni Melonguane.
Kapal Nurhana yang membawa 24 warga asing itu ditangkap karena melanggar batas wilayah perairan Indonesia. Setelah kapal asing itu diamankan kemudian Letda Laut (P) Faisal Dwi Andarta R dan tiga prajurit TNI AL ditugaskan untuk mengawalnya hingga pangkalan terdekat. Sesuai prosedur, mereka setiap tiga jam sekali melapor ke KRI Layang 635.
“Hingga pukul 03.00 WIT, Rabu (14/12) dinihari, laporan dari Tim Kawal masih berlangsung. Namun, pada pukul 06.00 WIT, KRI Layang 635 kehilangan kontak Tim Kawal yang berada di KIA Nurhana,” jelas Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Kawasan Timur (Koarmatim), Letnan Kolonel Laut Maman Sulaeman.
Berikut kronologi menghilangnya ke-4 prajurit TNI AL tersebut:
11 Desember 2016
-KRI Layang menuju daerah operasi dalam keadaan siap dan cuaca berdasarkan BMKG cukup baik.
13 Desember 2016
-KRI Layang-635 mendapat kontak secara visual dengan jarak 5 Nm nampak KIA berbendera Filipina. Pukul 17.15 WIT melakukan pemeriksaan kepada kapal asing yang melanggar batas wilayah Indonesia.
-Pada titik koordinat 05 49 LU-129 45 BT tim pemeriksa KRI Layang menggeledah Kapal Nurhana dengan hasil KIA Nurhana membawa 24 Warga Negara Asing (WNA) Filipina, dan tidak membawa muatan atau dokumen yang lengkap.
-ABK Kapal Nurhana dipindahkan ke KRI Layang dan hanya tersisa tiga orang yaitu nakhoda, juru masak, dan juru mesin. Selanjutnya dikawal menuju Lanal Melonguane, Talaud, Suluwesi Utara, sebagai pangkalan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
-Kapal Nurhana dikawal oleh 4 kru KRI Layang, yaitu Letda Laut (P) Faisal Dwi A.R sebagai Kepala Tim Kawal, Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto, Kelasi Kepala (KLK) Amo Dian Mahendra, Kelasi Dua (KLD) Isy Badnur Rohim. Tim kawal dibekali bahan makanan untuk waktu 4-5 hari.
“Kapal kawalan mampu bertahan selama 4-5 hari dengan cepat 5-8 knots. Tim Kawal KRI Layang membawa dua pucuk senjata laras panjang, empat magasen dan 60 butir amunisi tajam. Rencananya kapal akan tiba di Lanal Melonguane pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 12.00 WIT,” terang Maman.
13 Desember 2016 pukul 18.30 WIT
-Tim kawal dan tiga ABK Filipina menuju Lanal Melonguane. KRI Layang melanjutkan patroli sektor menyusuri perbatasan ZEEI karena informasi dari kru Kapal Nurhana, terdapat 10 KIA Filipina berada di 30 Nm sebelah barat dari posisi pemeriksaan KIA Nurhana.
14 Desember 2016
-Sejak berangkat dari titik awal sampai pukul 03.00 WIT dini hari, tim kawal yang berada di Kapal Nurhana masih melapor ke KRI Layang lewat radio. Mereka melaporkan pelayaran berjalan aman dan terkendali. Tim Kawal yang berada di KIA Nurhana diperintahkan melaporkan situasi, pada posisi dan halu setiap tiga jam sekali.
14 Desember 2016 pukul 06.00 WIT
-KRI Layang kehilangan kontak dengan tim kawal yang berada di KIA Nurhana.
14 Desember 2016 pukul 10.30 WIT
-KRI Layang terus berusaha mengontak tim kawal. Kondisi cuaca mulai berkabut ditambah laut yang berombak dan hujan. KRI Layang mencari KIA Nurhana melalui penyisiran track kapal kawalan hingga berada di posisi duga. Pencarian terus dilakukan.
14 Desember 2016 pukul 17.15 WIT
-KRI Layang terjalin komunikasi dengan tim kawal di KIA Nurhana namun posisi kapal kawal tidak dapat diterima dengan baik dan jelas.
15 Desember 2016
-KRI Layang terus melakukan pencarian dengan menyisir arah timur laut dari Perairan Talaud dengan maneuver zig-zag. Pada siang hari KRI Layang mengubah sektor pencarian menuju arah tenggara secara zig-zag dengan pertimbangan kapal kawalan memiliki kendala untuk mengambil track langsung menuju Melonguane. Karena cuaca buruk, KRI Layang mengubah pencarian ke arah barat.
16 Desember 2016
-KRI Layang yang dipimpin oleh Mayor Laut (P) Agus Susatya tersebut berkoordinasi dengan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) untuk melakukan pencarian besar-besaran. Sejumlah armada TNI AL diterjunkan untuk mencari tim kawal di KIA Nurhana, termasuk kekuatan udara.
-KRI Ahmad Yani-351 (AMY) mendukung pencarian dan pengisian bahan bakar kepada KRI Layang. Pesawat Pesud P-850 bertolak dari Manado menuju utara Morotai dengan sector pencarian 90×35 Nm untuk mencari KIA Nurhana dari udara, namun hasil belum ditemukan.
17 Desember 2016 pukul 13.00 WIT
-KRI Layang menuju Morotai untuk melaksanakan dukungan kegiatan Menteri Kelautan dan Perikanan. KRI Ahmad Yani melaksanakan pencarian dengan luas sector 170×30 Nm di selatan rencana track tim kawal dengan hasil yang masih sama KIA Nurhana belum bisa ditemukan. (eka)