Suaranusantara.com – Dalam rangka menuju Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023 dan Hari Santri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan syariah di kalangan komunitas santri melalui forum edukasi dan temu bisnis.
Selain itu, OJK juga mendorong para santri untuk menjadi pelaku bisnis berbasis syariah atau yang dikenal dengan istilah “santripreneur.”
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, menyatakan bahwa program peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah, terutama bagi santri, alumni santri, dan mahasiswa (santripreneur), sangat penting.
OJK berharap melalui kegiatan ini akan lahir lebih banyak wirausaha santri yang dapat mengoptimalkan potensi besar Indonesia dalam pengembangan keuangan syariah.
Baca Juga :Â Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan Nasional, OJK Mendorong Peningkatan SJK
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar dalam pengembangan keuangan syariah. Oleh karena itu, berbagai upaya harus dilakukan agar keuangan syariah dapat lebih banyak dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Agusman juga menekankan pentingnya digitalisasi dalam industri keuangan syariah sebagai langkah strategis untuk bersaing dalam era yang serba cepat dan mudah saat ini.
“Pangsa pasar keuangan syariah baru sekitar 10 persen dari keuangan nasional. Ini perlu dukungan masyarakat luas termasuk kaum santri untuk terus dikembangkan. Kita perlu memanfaatkan digitalisasi yang bisa memudahkan akses keuangan, tapi dengan tetap menjaga manajemen risiko supaya tetap dapat menjaga untuk perlindungan masyarakat,” kata Agusman.
Selain digitalisasi, edukasi dan literasi keuangan syariah juga merupakan hal penting yang perlu ditingkatkan agar pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah semakin baik.
Saat ini, tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan syariah masih perlu peningkatan, dengan hasil survei tahun 2022 mencatat tingkat literasi keuangan sebesar 9,14 persen dan inklusi keuangan syariah sebesar 12,12 persen.
Baca Juga :Â Resmikan Bursa Karbon Pertama di Indonesia, Jokowi Apresiasi OJK dan BEI
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Wakil Rektor III UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Abdur Rozaki, dan Ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia, K.H. Ahmad Sugeng Utomo. Lebih dari 1.000 santri dan mahasiswa hadir dalam acara ini, baik secara langsung maupun daring.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor III UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Abdur Rozaki, menyampaikan apresiasi kepada OJK atas penyelenggaraan kegiatan Forum Edukasi dan Temu Bisnis Akses Keuangan Syariah untuk UMKM Santri dan Mahasiswa (FEBIS).
Ia mengungkapkan bahwa UIN sangat mendukung acara ini karena sebagian besar mahasiswanya adalah santri. Ia berharap acara seperti ini dapat memberikan akses dan mentoring kepada santri, sehingga dapat lahir lebih banyak pelaku UMKM dan konglomerat dari kalangan santri yang akan berkontribusi pada perkembangan Indonesia.
Ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia, K.H. Ahmad S. Utomo, juga memberikan apresiasi dan dukungannya terhadap acara FEBIS. Ia menganggap acara ini sebagai bagian penting dalam mencatat sejarah terkait inklusi dan keuangan syariah. Dengan adanya acara ini, diharapkan pemahaman tentang literasi dan inklusi keuangan syariah semakin baik bagi semua pihak.
Baca Juga :Â OJK Perintahkan Blokir Rekening Terkait Aktivitas Judi Online
Untuk lebih mengoptimalkan implementasi temu bisnis antara santri UMKM, mahasiswa, dan Industri Jasa Keuangan Syariah, acara ini juga mengadakan sesi workshop dan sharing session dengan menghadirkan penggerak inklusi keuangan dari Young Entrepreneurs Academy dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS)- red
Discussion about this post