Suaranusantara.com- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melkiades Laka Lena, menjelaskan bahwa sejak Selasa siang hingga petang kemarin, Komisi IX telah mengadakan serangkaian diskusi terkait nyamuk wolbachia.
Diskusi tersebut melibatkan Menkes, peneliti dari UGM, Kadinkes DIY, dan WMP yang merupakan inisiator program serupa di berbagai negara.
Diskusi ini bertujuan untuk merespons dan mencari kebenaran terkait berbagai informasi yang tidak benar (hoaks) mengenai nyamuk ber-wolbachia yang muncul di media sosial.
Melki juga meyakinkan masyarakat bahwa program wolbachia ini aman untuk dilakukan. Selain itu menurutnya program ini baik segera dilakukan untuk menekan angka kasus DBD.
“Pengalaman di DIY yg sudah berjalan lebih 10 tahun, efektif menekan demam berdarah dan tidak terjadi hal-hal membahayakan sesuai isu yang berkembang,” tegas Politisi Partai Golkar ini.
“Program ini ke depan di 5 kota dan ke daerah lainnya akan dievaluasi dan monitoring secara ketat oleh Menkes dan jajaran, dengan komunikasi publik yang lebih baik. Prinsipnya bahwa program ini bagus untuk kendalikan demam berdarah di Indonesia, khususnya NTT,” imbuh Laka Lena.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa teknologi inovasi nyamuk wolbachia dapat menjadi sebuah angin segar penanganan demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
Dia menuturkan bahwa setiap tahunnya, kasus DBD terus meningkat walaupun berbagai intervensi telah diupayakan untuk menangani penyakit mematikan tersebut. Mulai dari intervensi lingkungan dengan 3M, fogging, hingga pemberian vaksin dengue pada masyarakat.
“Jadi selama 50 tahun terakhir pemerintah sudah melakukan segala macam menghabiskan ratusan miliar sampai triliun tapi nggak turun-turun DBD. Ini ada intervensi di lingkungan vektor, manusia, kita sudah lakukan, kenyataannya nggak turun-turun,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menkes Budi menyoroti banyaknya kabar hoax soal nyamuk ber-wolbachia yang banyak muncul di media sosial. Ia mengakui bahwa salah satu penyebab munculnya hal tersebut adalah masih kurangnya komunikasi aktif dari Kementerian Kesehatan pada masyarakat.
Karena itu, pihaknya akan segera melakukan perbaikan komunikasi pada masyarakat berkaitan dengan inovasi teknologi wolbachia. “Memang saya lihat masukannya ini lebih ke komunikasi. Ini akan kita perbaiki memang karena agak ketinggalan. Kebetulan meledaknya itu bukan di programnya Kemenkes pada saat itu dan kita harusnya masuk sejak awal untuk menghindari resiko ini,”(kml)
Discussion about this post