SuaraNusantara.com – Politikus dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando, menyatakan kesiapannya untuk mematuhi segala keputusan partainya terkait polemik politik dinasti di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini mengikuti pernyataan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, yang secara terbuka memberikan opsi kepada Ade Armando untuk meninggalkan PSI jika tidak patuh pada aturan partai.
Meski belum ada keputusan resmi dari Kaesang dan DPP PSI terkait sanksi, Ade mengklarifikasi bahwa apapun keputusan yang diberikan PSI, ia akan tunduk karena ia adalah anggota PSI.
“Saya akan patuh terhadap keputusan PSI, saya kan anggota PSI,” ungkap Ade, Kamis (07/12/2023).
Baca Juga:Â Mantan Wamenkumham Jadi Tersangka Kasus Suap: Eddy Hiariej Absen dari Pemeriksaan KPK
Ade juga menjelaskan bahwa saat ini ia sudah terdaftar sebagai calon legislatif (caleg) tetap untuk Pemilu 2024 di dapil Jakarta II, dan menurut aturan, tidak bisa mundur begitu saja.
Ade juga menyadari bahwa ini bukan kali pertama ia menerima teguran dari Kaesang, dengan yang pertama terjadi saat kritiknya terhadap calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo, dan teguran terbaru terkait politik dinasti di DIY.
Meski ia menyampaikan kritik dalam kapasitasnya sebagai individu di media sosial, ia juga memahami dampak dari pernyataannya, yang berujung pada serangkaian aksi terhadap PSI di Yogyakarta, mulai dari pencopotan baliho hingga pembersihan alat peraga kampanye.
Baca Juga:Â Agos Gemoy Terima Somasi Terkait Pencopotan Stiker Caleg, NasDem Akan Selidiki Kasus Ini
Ade juga menekankan bahwa ia tidak menyalahkan PSI atas kejadian tersebut, menyatakan bahwa komunikasinya dengan partai masih baik. Dia juga meminta publik untuk menunggu keputusan resmi PSI terkait status keanggotaannya atau sanksi yang mungkin diberikan.
“Dugaan saya jika harus dipecat, mungkin terhalang oleh aturan, tapi keputusan ada di tangan DPP bukan saya,” pungkas Ade.
Discussion about this post