Suaranusantara.com- Nama Pendeta Gilbert Lumoindong kini tengah menjadi pembicaraan publik karena dinilai menghina agama Islam.
Dalam video yang beredar itu, diperlihatkan jika Gilbert tengah membahas perbedaan antara zakat milik orang islam dan perspeluhan milik orang Kristen.
Gilbert mengatakan jika video yang beredar telah dipotong dan diedit sedemikian rupa oleh oknum yang tidak bertanggung jawab hingga menjadi kontroversial.
“Mungkin ada yang melihatnya dengan kacamata yang berbeda. Lalu kemudian, mengedit-edit. Apa tujuannya, ya, buat saya setiap kita hanya tuhan yang tahu. Tetapi yang pasti bahwa penjelasan itu bukan penjelasan yang lengkap,” jelas Pendeta Gilbert.
Pendeta Gilbert sebenarnya sedang menekankan soal cara ibadah umat Muslim sebagai bagian dari autokritik kepada umat Kristen.
Salah satunya adalah mengenai kewajiban umat Islam membayar zakat sebesar 2,5%. Meskipun video yang beredar menimbulkan persepsi publik bahwa ada penistaan terhadap agama Islam, Pendeta Gilbert menegaskan bahwa penjelasannya bukanlah penjelasan yang lengkap.
Ia meminta maaf atas kegaduhan yang telah terjadi dan menyatakan bahwa kebersamaan Indonesia selalu ada di hatinya.
“Mungkin ada yang melihatnya dengan kacamata yang berbeda. Lalu kemudian, mengedit-edit. Apa tujuannya, ya, buat saya setiap kita hanya tuhan yang tahu. Tetapi yang pasti bahwa penjelasan itu bukan penjelasan yang lengkap,” jelas Pendeta Gilbert.
Pendeta Gilbert Lumoindong, seorang tokoh gereja Indonesia yang lahir di Jakarta pada 26 Desember 1966, telah dikenal sebagai pembawa acara penyegaran rohani agama Kristen di RCTI pada periode 1992-1997.
Mengalami sakit saraf otak pada masa kecilnya, hingga usia 10 tahun, merupakan perjalanan awalnya sebelum memutuskan untuk sepenuhnya menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Pada usia 17 tahun, Gilbert mulai aktif sebagai pengkhotbah di beberapa organisasi pemuda Kristen.
Gilbert melanjutkan pendidikannya di Lembaga Pendidikan Teologi Indonesia dan meraih gelar diploma pada tahun 1990. Setelah itu, ia melanjutkan studi teologinya di Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia.
Pengalaman organisatorisnya termasuk menjadi ketua Gospel Overseas dibawah pimpinan John Hartman pada periode 1993-1997. Selain itu, ia juga tergabung dalam jemaat Gereja Tiberias Indonesia sebelum kemudian mendirikan GL Ministry pada tahun 1998.
Untuk menunjukkan semangat toleransi antaragama, Gilbert pernah memamerkan foto bersama tokoh-tokoh umat Islam seperti Rizieq Shihab dan Yusuf Mansur pada tahun 2014.
Saat ini, Gilbert masih aktif sebagai pengkhotbah di media televisi dan radio, serta memimpin 18.000 jemaat di GBI Glow Fellowship Centre. Selain itu, dia juga menjabat sebagai Ketua Departemen Pekabaran Injil di Badan Pengurus Pusat Sinode Gereja Bethel Indonesia.
Namun, pada tahun 2022, Pendeta Gilbert mendapat teguran dari Pengurus Pusat Gereja Bethel Indonesia (GBI) karena pernyataannya yang dianggap menyinggung dalam kasus pembunuhan yang melibatkan Brigadir J.
Dalam sebuah tayangan di YouTube, Gilbert menyatakan bahwa Brigadir J telah melakukan tindakan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati. Meski kemudian meminta maaf dan mencabut pernyataannya, kontroversi tersebut sempat menimbulkan polemik di masyarakat.
Selain kontroversi pernyataannya, gaya hidup mewah Pendeta Gilbert juga menjadi sorotan. Ia diduga memamerkan barang-barang mewah dengan harga fantastis, yang menimbulkan kecurigaan bahwa ia mungkin menyalahgunakan dana gereja.
Potret dirinya yang sering kali mengenakan aksesoris mahal seperti jam tangan merek Cartier dan Rolex, serta barang-barang mewah lainnya, menjadi bahan perbincangan di media sosial.
Discussion about this post