
Jakarta-SuaraNusantara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, tahun 2017 Kemendikbud akan melatih 1.500 guru dan kepala Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama agar lebih memahami program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
“Dengan prinsip gotong royong, sekolah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya bekerja sama untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang berkarakter,” kata Muhadjir di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (30/12/2016).
Salah satu dampak program PPK, kata Muhadjir, adalah pergeseran peran kepala sekolah yang lebih menjurus pada bidang manajerial, dan guru sebagai inspirator bagi peserta didik. Kepala sekolah menjadi teladan kepemimpinan dan mendukung ekosistem pendidikan di sekolah. Program PPK mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam penguatan pendidikan karakter di sekolah.
Menurutnya, PPK merupakan program revolusi mental untuk memastikan agar anak didik memperoleh muatan penguatan karakter dengan proporsi yang semestinya. Untuk tingkat pendidikan dasar proporsinya adalah 70 persen dibanding pengetahuan sebesar 30 persen.
“Maka pilihan yang diambil adalah memperpanjang kebersamaan guru dan murid di sekolah maupun media belajar lainnya untuk melakukan segala aktivitas positif yang dirancang untuk membangun nilai-nilai integritas, religius, gotong royong, nasionalis dan mandiri. Untuk mewujudkannya, maka diperlukan penguatan peran dan fungsi guru, kepala sekolah dan komite sekolah, serta penyelarasan dengan ekosistem sekolah,” ujarnya.
Selain itu, sejalan dengan nawacita dalam memperteguh kebhinekaan dan melakukan restorasi sosial Indonesia, pemerintah terus menguatkan peran kebudayaan dalam pendidikan nasional dengan cara memperkuat aktivitas seni budaya di sekolah.
Muhadjir menjelaskan, sepanjang tahun 2016, Kemendikbud telah memberikan bantuan sarana kesenian tradisional kepada 695 sekolah, dan bantuan pembangunan laboratorium seni dan film kepada 21 SMA. Selain itu, sebanyak 139 desa adat telah direvitalisasi, 334 komunitas budaya telah mendapatkan bantuan fasilitasi, serta sebanyak 26.100 cagar budaya telah berhasil diregistrasi.
“Pada awal bulan Oktober yang lalu, Kemendikbud berhasil menyelenggarakan World Culture Forum (WCF) di Bali yang merupakan ajang interaksi budaya antar bangsa,” tandasnya. (cipto)