
Jakarta-SuaraNusantara
George Junus Aditjondro, sosiolog yang juga dikenal sebagai penulis, aktivis hak asasi manusia dan anti korupsi, meninggal dunia dalam usia 70 tahun, tadi pagi sekitar pukul 04.45 WIB, di Palu, Sulawesi Tengah.
Penulis buku “Membongkar Gurita Cikeas” itu sempat mengalami sakit dua tahun belakangan ini walaupun sebelum wafat kesehatannya sempat membaik.
George lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 27 Mei 1946. Ia pernah jadi wartawan untuk Tempo. Pada 1994 dan 1995, namanya dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur. Ia terpaksa “kabur” ke Australia dari 1995 hingga 2002. Ia resmi dicekal oleh rezim Orde Baru pada Maret 1998.
Di Australia ia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Sebelumnya, saat di Indonesia ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana. Sepulangnya dari Australia, ia kembali menulis beberapa buku kontroversial.
George pernah terlibat pertikaian dengan politikus Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, saat bersama-sama hadir dalam peluncuran buku karyanya yang berjudul “Membongkar Gurita Cikeas” di Doekoen Cafe, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu 30 Desember 2009.
Saat itu, George menampar kepala Pohan menggunakan buku karena tidak terima pernyataan Pohan yang menyebutnya amatir dan berhalusinasi dalam menulis buku tersebut.
Beberapa lama setelah peluncuran bukunya terakhir, Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keprihatinannya atas isi buku tersebut. Buku itu sempat ditarik dari etalase toko walaupun pada saat itu belum ada keputusan hukum terhadap peredaran buku ini.
Di Palu, ia pernah bergabung dengan Yayasan Tanah Merdeka. Di sini ia meneliti dan menulis soal operasi militer dan polisi di Poso selama konflik sosial berlangsung di daerah itu. Ia juga pernah menulis soal bisnis dan peredaran senjata illegal di daerah konflik. (fajar)