SuaraNusantara.com-Penelitian terbaru oleh Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) mengungkapkan bahwa pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, memiliki tingkat suara yang signifikan lebih rendah dibandingkan dengan pasangan Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran. Hal ini disebabkan oleh kesadaran publik (awareness) dan tingkat kedisukaan (likeability) mereka yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan pasangan pesaing.
Saiful Mujani, seorang peneliti SMRC, menjelaskan temuan ini dalam program “Bedah Politik bersama Saiful Mujani” dengan episode “Kualitas Cawapres di Mata Publik,” yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV pada Kamis, 2 November 2023.
“Ketidakpastian ini menjelaskan mengapa pasangan Anies-Muhaimin memiliki suara yang signifikan lebih rendah dibandingkan dengan pasangan Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran,” kata Saiful.
Baca Juga:Â Disinggung Duduk Bersebrangan dengan Jokowi, Anies Baswedan: Alamiah Saja
“Ketika pasangan calon presiden dan calon wakil presiden ingin bersaing dengan lawan-lawannya, tingkat kedisukaan (likeability) juga harus kompetitif. Bahkan Anies sebagai calon presiden juga memiliki tingkat kedisukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan Ganjar dan Prabowo. Nah, ini adalah masalah yang dihadapi oleh Anies dan Cak Imin sejauh ini. Yang membuat mereka kurang kompetitif adalah karena tingkat kedisukaannya yang rendah,” tambahnya.
Menurut Saiful, peningkatan tingkat kedisukaan tidak bisa lagi hanya dilakukan melalui sosialisasi konvensional seperti pemasangan spanduk, baliho, atau billboard di ruang publik. Ini melibatkan kreativitas dalam meningkatkan kualitas personal para kandidat agar publik bisa lebih menyukai mereka.
“Ini dapat dicapai melalui peran tim kreatif dalam media dan media sosial,” ujar Saiful.
Baca Juga:Â Survei Terbaru: Ganjar-Mahfud Pimpin Perolehan Suara di NU
Namun, Saiful juga menyoroti fakta bahwa calon wakil presiden belum banyak berkontribusi pada peningkatan elektabilitas pasangan. Ini disebabkan oleh tingkat kesadaran publik yang masih rendah terhadap mereka.
“Meskipun ada calon seperti Mahfud MD yang memiliki tingkat kedisukaan yang lebih tinggi dibandingkan calon presiden, tingkat pengetahuan publik tentang mereka masih rendah,” jelas Saiful.
“Di sisi lain, Gibran sudah relatif dikenal, namun tingkat kedisukaannya tidak tinggi. Dalam kasus Muhaimin, situasinya lebih kompleks karena selain kurang dikenal, dia juga memiliki tingkat kedisukaan yang relatif rendah,” tambahnya.
Discussion about this post