Suaranusantara.com – Mantan Presiden Jokowi akhirnya angkat bicara terkait pemecatan Effendi Simbolon dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Keanggotaan Effendi dicabut setelah ia mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) di Pilgub Jakarta 2024, yang menjadi rival pasangan usungan PDIP, Pramono Anung-Rano Karno.
Dalam pernyataannya, Jokowi menilai pertemuannya dengan Effendi adalah hal yang wajar.
“Orang bertemu kok. Emang kenapa kalau bertemu,” ujar Jokowi saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Selasa 3 November 2024.
Jokowi memilih tidak banyak berkomentar soal pemecatan Effendi, menegaskan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya merupakan urusan internal PDIP.
“Itu kan kewenangan partai,” katanya singkat.
Pemecatan Effendi Simbolon dari PDIP
Effendi Simbolon resmi dipecat dari PDIP setelah dinilai melanggar kode etik dan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) partai.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengonfirmasi pemecatan ini dan menyebut langkah Effendi mendukung RIDO sebagai penyebab utama.
“Benar (PDIP memecat Effendi Simbolon karena dukung RK-Suswono). Melanggar kode etik serta AD/ART partai,” ujar Djarot pada Sabtu 30 November 2024.
Keputusan PDIP ini tidak lepas dari kehadiran Effendi pada pertemuan Jokowi dengan Ridwan Kamil di Cempaka Putih, Jakarta, Senin18 November. Padahal, saat itu Effendi masih tercatat sebagai kader PDIP yang seharusnya mendukung pasangan Pramono Anung-Rano Karno.
PDIP: Langkah Politik Effendi Berseberangan
Juru Bicara DPP PDIP, Aryo Seno Bagaskoro, menjelaskan bahwa pemecatan Effendi berkaitan dengan langkah politiknya yang dianggap berseberangan dengan partai setelah pertemuan dengan Jokowi.
“Pak Effendi Simbolon ini bertemu dan berkomunikasi dengan Pak Jokowi. Ini beda persoalan kalau dengan tokoh politik yang lain, tapi ini bertemu dengan Pak Jokowi. Sebelum kemudian mengambil suatu langkah politik yang berbeda dengan rekomendasi partai,” ujar Seno pada Minggu 1 Desember.
Meski Effendi belum memberikan pernyataan resmi, pemecatan ini telah memicu spekulasi dan perhatian publik. Pilgub Jakarta 2024 menjadi salah satu momen politik yang penuh dinamika, dengan persaingan ketat antara dua pasangan calon yang mencerminkan kepentingan partai besar.
PDIP hingga kini terus menguatkan dukungan bagi pasangan Pramono Anung-Rano Karno sebagai langkah strategis untuk mempertahankan dominasi politiknya di Jakarta.
Sementara itu, pasangan Ridwan Kamil-Suswono mendapat momentum baru dengan dukungan tokoh-tokoh yang sebelumnya memiliki keterkaitan dengan partai lain.
Discussion about this post