Tangerang – Musim kemarau masih belum usai, hal tersebut membuat perusahaan penyedia air minum melakukan berbagai upaya agar kualitas air yang didistribusikan kepada pelanggaen tetap baik, salah satunya Aetra Tangerang.
Hal tersebut lantaran Sungai Cisadane yang merupakan sumber air baku menyusut. Untuk itu, Aetra Tangerang menerapkan langkah tambahan dalam proses pengolahan air agar hasil produksi tetap memenuhi standar Permenkes untuk didistribusikan kepada pelanggan.
“Saat ini debit air Sungai Cisadane juga cenderung terus menurun akibat kemarau panjang, dan bersamaan dengan itu menurun pula kualitas air karena semakin kompleksnya zat pencemar yang ada di dalam air. Karena itu tingkat kesulitan untuk mengolah air juga semakin meningkat,” ungkap Presiden Direktur PT Aetra Air Tangerang, Hari Yudha Hutomo, kemarin.
Disamping TDS (zat terlarut dalam air) yang tinggi, zat pencemar yang saat ini juga sangat tinggi kadarnya dalam air baku adalah mangan dan amonia.
Sehingga untuk mengatasinya, Aetra Tangerang melakukan rekayasa dosis penambahan bahan kimia serta menginjeksikan bahan kimia lebih awal pada proses pengolahan air agar zat pencemar yang ada dapat dihilangkan secara lebih optimal.
“Selain upaya optimalisasi pada Instalasi Pengolahan Air, Aetra Tangerang juga melakukan pengurasan pipa pada beberapa lokasi untuk membuang endapan kotoran yang mungkin masih tertinggal di dalam pipa,” jelasnya.
Buruknya kualitas air baku merupakan suatu tantangan bagi perusahaan penyedia pelayanan air bersih perpipaan, namun pihaknya tetap berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.
“Kami berharap dan berdoa semoga kondisi kemarau ini segera berakhir dan kualitas maupun kuantitas air baku dapat pulih seperti sedia kala,” tandasnya.(aul/and)
Discussion about this post