SuaraNusantara.com-Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya kepala daerah untuk menghentikan pengangkatan honorer, terutama mereka yang tidak memiliki keterampilan atau hanya dipekerjakan karena hubungan keluarga dengan pejabat atau tim sukses.
“Saya minta kalau honorer terlalu banyak, tidak efektif, tolong kepala daerah harus berani mengambil keputusan untuk stop, tidak mengambil honorer dahulu. Meskipun menang pilkada, jangan memberikan bom waktu,” kata Mendagri Tito saat kunjungan di Belitung, Jumat (15/9/2023).
Tito menekankan bahwa pengangkatan honorer yang tidak memiliki keterampilan, terutama dalam peran administratif, harus dihindari. Menurutnya, jika honorer memiliki keterampilan khusus seperti tenaga kesehatan atau guru, itu tidak menjadi masalah. Namun, honorer tanpa keterampilan khusus dapat menjadi masalah di masa depan.
Baca Juga:Â Tok! DPR Setuju Perppu No 1 Tahun 2022, Tito Karnavian : Pemilu Dapat Digelar Sesuai Jadwal
Dalam konteks perencanaan anggaran daerah, Tito juga mengungkapkan keprihatinannya tentang sebagian besar dana belanja daerah yang digunakan untuk pembayaran pegawai. Hal ini mengurangi anggaran yang tersedia untuk kegiatan lain yang lebih mendesak.
Tito juga mencatat bahwa beberapa daerah memiliki pendapatan asli daerah (PAD) yang kecil dan sangat bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat. Dana transfer tersebut, menurutnya, sebagian besar digunakan untuk belanja pegawai atau pembayaran gaji. Mendagri berharap agar belanja pegawai tidak didominasi oleh honorer di daerah-daerah tersebut.
Baca Juga:Â Guru Honorer Promosikan Ginjal di Medsos, Berbulan-bulan Tak di Gaji
Discussion about this post