Suaranusantara.com – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terus bertransformasi menuju layanan transportasi publik yang cerdas, inklusif, dan berorientasi pada warga.
Transformasi ini menjadi bagian dari fondasi menuju Jakarta sebagai kota global menjelang usia ke-500 tahun pada 2027.
Direktur Utama Transjakarta, Welfizon Yuza, menjelaskan bahwa perjalanan perusahaan dari sistem busway konvensional kini berkembang menjadi ekosistem smart mobility.
“Kalau dulu layanan didorong dari sisi operasional, sekarang justru ditarik dari sisi pelanggan,” ujar Welfizon dalam forum Balkoters Talk bertajuk Smart Mobility: Evolusi Transjakarta untuk Jakarta 5 Abad di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Perubahan paradigma itu terlihat dari cara perusahaan memandang pengguna jasa. Istilah “penumpang” kini diganti menjadi “pelanggan” untuk menegaskan bahwa masyarakat adalah pusat dari layanan.
Hingga kini, jangkauan layanan mencapai 91,8 persen wilayah Jakarta atau setara dengan sembilan dari sepuluh warga dapat menjangkau halte Transjakarta dalam waktu lima hingga sepuluh menit berjalan kaki.
Selain memperluas cakupan, Transjakarta juga menargetkan peningkatan jumlah pelanggan hingga 400 juta pada tahun ini, naik dari 372 juta pada tahun sebelumnya.
Welfizon menyebut, sistem transportasi cerdas yang sedang dikembangkan akan menjadi fondasi utama bagi Jakarta menuju era smart city.
“Kami tidak lagi bicara sekadar busway, tapi bagaimana Transjakarta menjadi bagian dari kota cerdas yang menempatkan warga sebagai pusatnya,” tegas Welfizon.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ), mengapresiasi kemajuan transportasi publik Jakarta yang dinilai telah melampaui beberapa kota besar di Asia Tenggara.
Ia menegaskan, perbaikan sistem transportasi harus terus berlanjut agar Jakarta menjadi kota yang efisien, manusiawi, dan berkelanjutan menjelang peringatan 500 tahun pada 2027.


















Discussion about this post