Kabupaten Pandeglang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan memasang tiga alat buoy deteksi tsunami.
“Satu di dekat Anak Gunung Krakatau (AGK), dan yang lainnya di wilayah Megatrush Selat Sunda,” kata Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly, saat pembukaan Sekolah Lapang di Tanjung Lesung Resort, Pandeglang, Selasa (9/4/2019).
Alat itu berfungsi mengirim sinyal peringatan ke pusat BMKG jika terjadi gelombang tinggi.
“Karena kami melakukan pantauan selama 24 jam 7 hari kerja,” ujarnya.
Bencana tsunami di Indonesia hampir 95% terjadi diakibatkan gempa tektonik, namun tsunami yang terjadi akibat erupsi gunung itu hanya terjadi beberapa persen saja.
Hingga saat ini belum ada negara manapun yang menggunakan alat pendeteksi tsunami yang diakibatkan oleh erupsi gunung atau vulkanik.
Bencana tsunami di Banten beberapa waktu lalu memberikan pelajaran untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut sehingga apabila terjadi tsunami tanpa ada gempa dapat terdeteksi.
“Kita akan melakukan pengkajian karena kami yakin negara secanggih Jepang pun belum menggunakan alat seperti itu,” ungkapnya.(aep/and)
Discussion about this post