Suaranusantara.com- Harga emas mengalami lonjakan signifikan sebesar 1% pada Selasa (11/3/2025), seiring dengan melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) serta meningkatnya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global akibat kebijakan tarif perdagangan.
Berdasarkan laporan CNBC Internasional, para investor saat ini menantikan rilis data inflasi yang diperkirakan akan memberikan gambaran lebih jelas terkait arah kebijakan suku bunga AS dalam waktu dekat.
Di pasar spot, harga emas melonjak hingga mencapai US$ 2.917,79 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS mengalami kenaikan 0,7% dan ditutup di angka US$ 2.920,90 per ons.
Pelemahan Dolar AS dan Dampaknya pada Harga Emas
Indeks dolar AS saat ini berada di level terendah sejak pertengahan Oktober. Mata uang yang lebih lemah membuat harga emas lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan terhadap logam mulia tersebut.
Seorang analis dari MarketPulse by OANDA, Zain Vawda, menjelaskan bahwa ketidakpastian pasar yang terus berlanjut diperkirakan akan tetap mendorong harga emas. Namun, ia juga menambahkan bahwa jika terdapat kemajuan positif dalam negosiasi antara Rusia dan Ukraina, maka premi risiko pada emas bisa berkurang.
Ketidakpastian Ekonomi dan Pergerakan Pasar
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap beberapa mitra dagang utama telah menyebabkan ketidakstabilan di pasar global. Hal ini menambah kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Emas sering menjadi pilihan sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian dan biasanya mengalami kenaikan dalam kondisi suku bunga rendah, karena tidak memberikan imbal hasil seperti aset lainnya.
Investor Menantikan Data Inflasi AS
Pelaku pasar saat ini menunggu laporan inflasi AS yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. Indeks Harga Konsumen (CPI) dijadwalkan keluar pada Rabu (12/3/2025), sedangkan Indeks Harga Produsen (PPI) akan diumumkan pada Kamis (13/3/2025). Menurut jajak pendapat Reuters, CPI AS untuk bulan Februari diprediksi mengalami kenaikan 0,3%.
Sementara itu, para trader memperkirakan bahwa The Fed kemungkinan besar akan memangkas suku bunga pada Juni 2025.
Dalam catatan yang dirilis oleh Commerzbank, disebutkan bahwa meskipun harga emas sudah berada di posisi tinggi setelah mengalami kenaikan tajam sejak awal tahun, potensi kenaikan lebih lanjut mungkin terbatas.
Pergerakan Logam Mulia Lainnya
Selain emas, harga perak di pasar spot juga mengalami lonjakan hingga 2% menjadi US$ 32,77 per ons. Platinum turut naik 1,9% ke US$ 976,0 per ons. Sebaliknya, paladium justru mencatatkan penurunan tipis sebesar 0,1% ke level US$ 941,84 per ons.
Discussion about this post