Suaranusantara.com- Uskup Agung Jakarta, Kardinal Suharyo belum dapat memutuskan untuk ikut konklaf yang merupakan tradisi pertemuan antara Dewan Kardinal yang berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, guna penentuan Sri Paus yang baru. Konklaf diketahui digelar secara tertutup dan hanya dihadiri oleh para kardinal dari seluruh penjuru dunia.
Konklaf digelar mengingat Paus Fransiskus meninggal dunia dalam usia 88 tahun saat berada di kediamannya di Casa Santa Marta Vatikan, pada Senin pagi 21 April 2025.
Kardinal Suharyo belum dapat memutuskan akankah mengikuti konklaf pengganti Paus Fransiskus lantaran masih mengikuti perkembangan lebih lanjut.
“Saya belum pernah ikut konklaf, jadi nanti saya akan melihat apa yang harus saya lakukan,” kata Suharyo di Gereja Katedral Jakarta pada Senin, 21 April 2025.
Suharyo diketahui menjadi Kardinal sejak 2019 lalu. Konklaf diketahui terakhir digelar pada 2013 lalu untuk menggantikan Paus Benediktus XVI yang mundur dari posisinya.
Setelah menjadi kardinal, Suharyo memiliki hak untuk ikut serta dalam konklaf. Hak keikutsertaan dalam pertemuan para pemimpin Gereja Katolik itu diberikan kepada kardinal-kardinal yang berusia di bawah 80 tahun. Saat ini, Suharyo berusia 74 tahun.
Suharyo adalah satu-satunya kardinal di Indonesia yang memenuhi syarat untuk menghadiri konklaf. Jika memutuskan hadir dalam konklaf, Suharyo akan memiliki hak untuk memilih dan dipilih menjadi paus baru.
“Semua yang ada di dalam konklaf itu mempunyai hak memilih dan dipilih,” ucap Suharyo.
Konklaf akan digelar sekitar 15 hingga 20 hari sejak meninggalnya paus. Laman resmi Vatikan menyebut ada 135 kardinal yang memenuhi syarat memilih orang selanjutnya untuk mengisi Tahta Suci Vatikan. Sementara itu, total kardinal di dunia terdapat 252 orang.
Adapun Paus Fransiskus meninggal dunia akibat stroke yang dialaminya secara mendadak. Stroke yang menyerang secara tiba-tiba itu membuat Paus Fransiskus mengalami kondisi koma hingga gagal jantung “yang tidak dapat dipulihkan”.
Discussion about this post