Suaranusantara.com – Australia dan Papua Nugini mencapai kesepakatan keamanan baru pada Kamis (7/12), yang bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dan stabilitas regional di Pasifik.
Kesepakatan ini juga merupakan respons terhadap upaya China untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan tersebut.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape menandatangani perjanjian keamanan bilateral di Port Moresby, ibu kota Papua Nugini.
Perjanjian ini mencakup berbagai bidang kerjasama keamanan, seperti dukungan terhadap sistem hukum, pelatihan polisi, pemberantasan kekerasan berbasis gender, penanganan perubahan iklim, keamanan siber, dan bantuan bencana.
“Perjanjian ini akan mendorong stabilitas regional di Pasifik, yang merupakan kawasan yang penting bagi kedua negara kami,” kata Albanese dalam konferensi pers bersama.
Marape mengatakan perjanjian ini mencerminkan hubungan yang erat dan saling menguntungkan antara Australia dan Papua Nugini, yang memiliki sejarah, kedekatan geografis, dan pandangan strategis yang sama12.
“Perjanjian ini akan memperkuat kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan kami sebagai negara-negara Pasifik,” ujar Marape.
Perjanjian ini diharapkan dapat selesai dinegosiasikan pada April tahun depan, dan akan menjadi kerangka hukum untuk kerjasama keamanan antara kedua negara.
Perjanjian ini juga akan melengkapi Perjanjian Kemitraan Strategis dan Ekonomi Komprehensif (CSEP) yang ditandatangani oleh kedua negara pada tahun 2020.
Perjanjian ini juga merupakan bentuk respons terhadap upaya China untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan Pasifik, termasuk di Papua Nugini.
China telah memberikan bantuan dan investasi yang besar kepada Papua Nugini, serta menawarkan vaksin Covid-19 dan kerjasama militer.
Australia, sebagai sekutu utama Amerika Serikat, khawatir bahwa China akan mengancam kepentingan dan nilai-nilai demokrasi di kawasan tersebut. Oleh karena itu, Australia berusaha untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan Papua Nugini, yang merupakan negara tetangga dan mitra strategisnya.
Papua Nugini sebelumnya telah menandatangani kesepakatan keamanan dengan Amerika Serikat pada Mei tahun ini, yang memberikan akses “tanpa hambatan” kepada Amerika Serikat ke pangkalan angkatan laut, pelabuhan, dan lapangan udara utama di Papua Nugini5.
Namun, kesepakatan ini menuai kritik dari sebagian kalangan politik di Papua Nugini, yang mengkhawatirkan bahwa negara tersebut akan kehilangan kedaulatannya kepada kekuatan asing.
Papua Nugini adalah negara bagian terbesar dan terpadat di Melanesia, yang terletak kurang dari 200 km dari perbatasan paling utara Australia.
Negara ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti gas, emas, dan mineral, serta merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di kawasan Pasifik
Discussion about this post