Suaranusantara.com- Presiden RI Prabowo Subianto diketahui telah mengutus sebanyak empat nama untuk menghadiri prosesi pemakaman Bapa Suci Paus Fransiskus di Vatikan yang digelar Sabtu 26 April 2025 kemarin. Salah satu yang diutus Prabowo adalah Presiden ke 7 RI Joko Widodo atau Jokowi.
Jokowi diutus oleh Prabowo ke Vatikan di tengah mencuatnya isu ijazah palsu yang kini kembali heboh di publik.
Pengamat Politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting, diutusnya Jokowi untuk ke pemakaman Paus Fransiskus maka dapat berpotensi delegitimasi pemerintahan baru.
Hal tersebut bisa saja terjadi jika publik menilai kedatangan Jokowi ke Vatikan adalah bentuk perlindungan Prabowo terhadap elite yang tengah bermasalah.
“Potensi delegitimasi pemerintahan baru Prabowo Subianto apabila publik menilai keputusannya sebagai bentuk perlindungan terhadap elite bermasalah,” kata Ginting, Minggu 27 April 2025.
Jokowi saat ini sedang mendapatkan sorotan dalam kasus dugaan ijazah palsu di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kebohongan publik dalam kasus mobil
Kata Ginting lagi, Jokowi diketahui harusnya hadir di persidangan. Namun, Jokowi tidak dapat hadir lantaran diutus Preside untuk hadiri pemakaman Paus Fransiskus, maka publik menilai Prabowo memberikan kesempatan untuk ayahanda Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka itu untuk kabur ke luar negeri.
“Jadi sangat tidak menguntungkan bagi Prabowo mengizinkan atau mengutus Jokowi ke Vatikan,” kata Ginting.
Karenanya, ujar Ginting, dalam memahami kepergian Jokowi ke luar negeri, tentu saja ada kalkulasi politik yang kemungkinan dilakukan Prabowo.
Ia melihat Prabowo sangat menjaga stabilisasi politik dengan cara menjaga harmoni politik dengan Jokowi.
“Tujuannya untuk memastikan stabilitas politik di awal pemerintahan dan menghindari fragmentasi koalisi kekuasaan,” kata Ginting.
Namun di sisi lain, lanjut Ginting, bisa juga hal ini sebagai langkah pengasingan simbolik.
Tujuannya mengalihkan Jokowi ke ranah diplomatik internasional untuk menjauhkan dari dinamika politik domestik yang sensitif.
Mengingat Jokowi sedang mendapatkan sorotan yang cukup tinggi.
“Maka bisa jadi Presiden Prabowo sedang memberikan perlindungan politik kepada Jokowi yang perlahan-lahan pengaruh politiknya mulai lemah,” ujar dia.
“Prabowo tampaknya sedang memberikan peran ‘terhormat’ untuk Jokowi guna menghindari konflik terbuka atau tuntutan hukum langsung terhadap Jokowi yang memberikan warisan buruk bagi demokrasi di Indonesia,” paparnya.
Discussion about this post