Suaranusantara.com – Jelang Pemilu 2024 mendatang, banyak lembaga survei yang membeberkan skor elektabilitas dari tokoh nasional yang digadang-gadang bakal menjadi calon presiden. Tokoh tersebut memiliki latar belakang berbeda, dari mulai yang memiliki popularitas tinggi hingga yang komitmen terhadap kepentingan bangsa.
Dalam Diskusi publik bertajuk “Suara Rakyat Dalam Oligarki Politik” yang digelar Forum Muda Kebangsaan di Jalan Taman Mpu Sendok No.12, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, (18/4/2023), Ketua Umum Gema Perjuangan Maharani Nusantara (GPMN), Daddy Palgunadi mengatakan bahwa jangan sampai masyarakat terjebak dalam dominasi rezim popularitas.
“Jangan sampai kita terjebak dalam dominasi rezim popularitas yang cenderung emosi sesaat dan menyesal dibelakang,” papar Daddy.
Daddy juga berharap masyarakat akan lebih waspada dan menelaah lebih jauh terkait sosok figur calon presiden yang akan dipilihnya.
“Apakah si calon presiden itu berkomitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan yang selama ini sudah mengakar kuat dimasyarakat kita? Apakah si calon presiden itu akan melanjutkan pembangunan nasional yang telah diraih selama ini dan akan lebih maju selama periode kepemimpinannya,” ujar Daddy.
Untuk itu, lanjut Daddy, memilih pemimpin itu tidak boleh dipengaruhi oleh faktor emosional saja, namun juga harus melibatkan faktor rasional.
“Memilih seorang pemimpin nasional yang akan menentukan masa depan bangsa ini kedepan harus juga melibatkan faktor rasional yang melibatkan varian-varian penting dan melekat pada diri si calon pemimpin tersebut,” tegasnya.
Daddy meyakini bahwa partai politik sebagai wadah yang secara undang-undang dapat mengusung calon presiden tentunya memiliki hitungan-hitungan yang lebih matang, dan tetap mempertimbangkan aspirasi yang berkembang ditengah masyarakat.(ADT)
Discussion about this post