SuaraNusantara.com – Banyaknya kasus gagal bayar pinjaman online (Pinjol), mengakibatkan gagalnya bayar imbal hasil para investorĀ yang memberi pinjaman atau lender.
Sedikitnya ada tiga perusahaan Pinjol yang gagal bayar diantaranya Investree, Tanifund, dan iGrow.
Ketiga perusahaan yang disebut bisa mengalami hal tersebut karena tingkat kredit macetnya tinggi.
Akan hal itu bos baru Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen lebih fokus dalam mengawasi keberadaan Pinjol atau Fintech Peer to Peer (P2P) Lending di Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan OJK Agusman menitik-beratkan pada fenomena gagal bayar lender di platform pinjol yang baru-baru ini mencuat.
“Yang penting masyarakat harus tahu persis. Misal, kalau kita jadi lender, siapa mitra kita? begitu,” ujar Agusman, Rabu 9 Agustus 2023.
Agusman mengatakan bahwa masyarakat harus mempertimbangkan risiko sebelum memutuskan untuk menjaid lender di suatu pinjol.
“Iya mereka harus tahu risikonya. Harus tahu ratingnya berapa?” pungkasnya.
Menurut data OJK, TWP90 Indonesia per Juni 2023 menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Mei lalu kredit macet mencapai 3,36%. Namun capaian dua bulan tersebut masih jauh lebih tinggi dibandingkan periode Januari hingga April 2023 yang di bawah 3%.
Dalam laporan yang sama, terdapat 10,1 juta akun rekening yang memberikan pinjaman pada Juni 2023. Ini terbagi atas 2,4 juta akun rekening luar negeri dan 7,6 juta untuk dalam negeri.
Pada bulan Juni juga, jumlah dana yang diberikan sebesar Rp 19,6 triliun. Dengan jumlah terbesar berada di pulau Jawa mencapai Rp 14 triliun.
Sedangkan untuk luar pulau jawa sebesar RP 376,2 miliar. Untuk luar negeri, jumlah dana yang diberikan Rp 5,1 miliar. (Alief)
Discussion about this post